UST. FELIX & HAMAS
"All of you or nothing". "Kalian semua atau tidak sama sekali." Salah satu bagian penting dari kalimat Ust. Felix dalam podcast bareng Mas Dedy.
Narasi sederhana yang kembali mengingatkan kita, bahwa satu-satunya jalan menjemput kemenangan dan kemuliaan hidup dari Allah adalah dengan cara bersatu.
Mustahil Kemenangan dan kemulian hidup terwujud selama umat Islam masih tercerai-berai, masih saling menyalahkan, masih saling melecehkan, masih saling merendahkan, masih saling menghasut, masih saling menyimpan dendam, masih saling persekusi, masih saling menjatuhkan, bahkan masih termakan adu domba untuk saling menghabisi satu sama lain.
Berbagai kelompok dalam Islam harus saling menghapus dendam, saling menerima perbedaan, berhenti saling menyalahkan. Tidak ada yg sempurnah, tidak ada yg selalu benar. Semua kelompok memiliki kelemahan pada pikiran dan sikap masing-masing.
Hanya Islam yang benar. Bahwa Islam telah menggariskan batas perbedaan dan persamaan. Pada masalah pokok (Aqidah) tidak diperbolehkan berbeda. Sementara pada masalah turunan syariat (fiqih) meliputi pemahaman dan ekspresi ajarannya, diperbolehkan berbeda.
Jika perbedaan pada soal turunan syariat (fiqih) jangan berlaku zolim untuk saling menyalahkan, persekusi, saling menjatuhkan. Biarkanlah berbeda. Karena itu diperbolehkan. Selama aqidah masih sama, mari berupaya saling merangkul untuk mengisi berbagai kekurangan, saling berusaha memperbaiki kesalahan, menyempurnahkan kelebihan sebagai satu-satunya cara meraih kemenangan.
Semua umat Islam di dunia paham akan hal ini, tapi kenapa geraknya lemah menuju ke sana?
Umat Islam pun paham, saling menyalahkan untuk hal-hal yg diwajibkan berbeda adalah kesalahan?
Umat Islam juga mengerti, bahwa dendam, mempertahankan ego kelompok, menjatuhkan, memerangi kelompok lainnya dalam satu Aqidah yg sama adalah salah?
Tapi kenapa masih tetap dilakukan?
All of you or nothing !!!
Siapa yg harus memulai untuk mewujudkan persatuan di tubuh umat Islam?
Semuanya!!!
Semua umat Islam, tanpa terkecuali punya kewajiban untuk memperbaiki silaturahmi, saling menghapus dendam, menghapus kebencian, saling memafkan. Saling merangkul menyatukan visi Islam untuk mewujudkan persamaan pikiran dan perasaan demi tercapainya persatuan.
Bahkan orang yg paling merasa di-zolimi sekalipun, punya tanggung jawab untuk mendahului perbaiki hubungan dengan pihak yg men-zoliminya.
Apa kata Ust. Felix, "Saya banyak menerima persekusi dalam dakwah, dan persekusi itu kebanyakan justru datang dari kelompok-kelompok dalam Islam sendiri, tapi saya jadikan pelajaran, tanpa dendam bahkan sudah memafkan".
Pikiran dan sikap heroik ini patut dicontoh. Lebih mementingkan perdamian dan bersedia memperbaiki silaturahmi dengan pihak yg mendatangkan bahaya terhadap dirinya. Pikiran positif untuk membangun persatuan dibandingkan memelihara dendam.
Ust. Felix mencontohkan, tidak ada yg sulit dari memaafkan juga tidak ada yg rumit dari meminta maaf. Sama halnya peristiwa Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya.
Meskipun telah menjadi orang berpengaruh di Mesir, Nabi Yusuf tanpa dendam memaafkan saudara-saudaranya yg telah berlaku zolim padanya.
"Tak ada celaan bagi kalian di hari ini, semoga Allah mengampuni kalian.” (QS. Yusuf: 92
Juga yg dicontohkan Rasulullah SAW ketika beliau dengan kaum muslimin menaklukan Kota Makkah. Ketika beliau memegang kedua tiang pintu ka’bah beliau menyeru dan bertanya kepada kaum Quraisy, “Menurut kalian, apa yang akan aku lakukan pada kalian, wahai kaum Quraisy?”
Mereka menjawab, “Engkau akan lakukan kebaikan kepada kami. Engkau saudara yang mulia, anak dari saudara yang mulia. Dan engkau telah mampu melakukan itu.”
Rasulullah menimpali, “Pada hari ini akan aku katakan apa yang dikatakan oleh saudaraku Yusuf, lâ tatsrîba ‘alaikumul yauma, di hari ini tak ada kecaman bagi kalian.”
Selain mengamalkan contoh Nabi Yusuf dan Rasulullah SAW, apa yg dilakukan ust. Felix juga sama dengan pikiran dan tindakan para pejuang Hamas. Mereka hanya memerangi dan menghancurkan apa yg disyariatkan menurut ketentuan Islam.
Lihatlah bagaimana mereka memperlakukan tawanan dan masyarakat sipil Israel. Sabar, tanpa dendam yg membabi buta, berlaku adil dan beradab. Padahal boleh jadi, diantara para tawanan, sebagian besar mendukung agresi pemerintahan Zionis.
Wajar kalau para tahanan mendukung pemerintahnya. Karena menyangkut eksistensi masa depan Israel. Satu-satunya negara tempat orang Yahudi berkumpul dan bebas hidup tanpa penjajahan seperti di masa lalu.
Dukungan itu adalah kesalahan. Tahanan yg Mendukung pemerintah Zionis merampas tanah suci Palestina adalah kesalahan.
Bahkan ada tawanan dari kalangan militer zionis yg tetap diperlakukan manusiawi. Padahal para militer itu yg membantai keluarga mereka, menghancurkan pemukiman, merebut tanah mereka.
Tapi apakah Hamas balas membantai mereka? Tidak!!!
Mereka termaafkan dari pembalasan karena status mereka sebagai tawanan.
Para tawanan sipil dan militer Israel saja tidak dibantai, dan termaafkan dari pembalasan karena statusnya sebagai tahanan, kenapa kita harus saling menyalahkan, membenci, saling menyerang hanya karena perbedaan pandangan politik dan perbedaan fiqih padahal status kita sama-sama muslim?
Hamas mampu menahan diri untuk tidak meluapkan dendam dan berlaku zolim karena keimanan yg kuat terhadap perintah Allah, karena tidak bodoh dan mengerti ajaran Allah, karena memiliki akhlak yg mulia sesuai perintah Allah.
Sama halnya ust. Felix memafkan, tidak dendam karena keimanan yg kuat kepada Allah, tidak bodoh dan mengerti ajaran Allah, memiliki Akhlak yg mulia. Sehingga tidak ada alasan untuk membenci, menyimpan dendam, dan memafkan pihak yg men-zoliminya hanya karena perbedaan cara oandang politik
"All of you or nothing"
Narasi sederhana yg menyadarkan semua pihak, bersatu adalah syarat utama terwujudnya kemenangan dan kemuliaan hidup dari Allah.
Sementata syarat utama untuk bersatu adalah menguatkan keimanan kepada Allah, ber-ilmu dan memiliki Akhlak Muliah. Ketiganya menjadi modal utama untuk mewujudkan pikiran dan perasaan yg mapan untuk setiap muslim agar saling memafkan, menghapus dendam, kebencian, memperbaiki silaturahmi demi mewujudkan persatuan dan akumulasi energi demi meraih kemenangan dan kemuliaan hidup yg dijanjikan Allah dan Rasulullah SAW.
Shollu 'Alan Naby...
[Penulis: Faisal Lohy]