Thufail bin Amr ad-Dausi
Jika engkau mau sedikit saja merendahkan hatimu, mengesampingkan egosentris akan kebenaran sepihak yang selama ini membuatmu enclave sehingga menutup diri, kemudian bersabar sebentar untuk menjadi pendengar yang baik, pada sesuatu yang diutarakan orang lain, mungkin saja kemuliaan Thufail bisa engkau raih.
Thufail berasal dari Kabilah Daus di Desa Tihamah, Yaman, yang berjarak seribu kilometer dari kota Mekah.
Thufail seorang penyair dan bangsawan yang terpandang, Kabilahnya sangat dihormati karena memiliki keemiratan di sebagian wilayah pinggiran Yaman.
Thufail datang ke Mekkah pada tahun kesebelas Kenabian.
Orang-orang Mekkah menyambutnya dan memberikan penghormatan tertinggi kepadanya, kemudian memprovokasi perihal Nabi Muhammad, bahwa beliau adalah orang yang sangat merepotkan, karena telah memecah belah orang Mekkah, kemudian dengan 'sihirnya' telah memisahkan seorang anak dengan ayahnya, antara suami dengan istrinya, dan seorang kerabat dengan saudaranya.
"... Oleh karena itu, janganlah kamu berbicara dengannya dan mendengarkan sesuatupun dari ucapannya." Lanjut mereka memprovokasi Thufail.
Kita sering mendapati provokasi seperti itu, agar menutup diri dan tidak mendengarkan pihak yang berseberangan. Picik sekali, memang. Membangun tembok raksasa dalam egosentris dan klaim kebenaran sepihak, yang lain salah; jangan berbicara dengannya, jangan dengarkan narasinya.
Sebagai orang yang belum mengenal Islam apalagi mengenal Rasulullah, tentu Thufail bin Amr ad-Dausi terpengaruh provokasi tersebut. Sampai-sampai dia menutup telinganya dengan kapas saat hendak beribadah ke Masjidil Haram, agar tidak ada sesuatu ucapan dari Rasulullah yang didengar olehnya. Tapi takdir berkata lain.
Allâh menakdirkan Thufail melihat Rasulullah yang sedang sholat di sudut Ka'bah, dan mendengar samar-samar apa yang Rasulullah baca.
"Demi Allah, sesungguhnya aku ini adalah lelaki yang cerdas, bisa membedakan mana omong kosong dan mana petuah. Akan kudengar apa yang diucapkan oleh orang ini (Nabi Muhammad SAW), dan kunilai sendiri. Jika memang baik akan aku terima dan jika buruk akan aku tolak," ujarnya.
Thufailpun masuk Islam setelah mendengarkan dakwah Rasulullah, dan kelak, dialah orang yang membawa masuk Islam 70 keluarga dari kaumnya, dan tertakdirkan gugur sebagai syuhada pada Perang Yamamah di masa Kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Untuk menerima kebenaran, kita tidak harus menjadi secerdas Thufail bin Amr ad-Dausi, kita hanya harus bersedia membuka diri untuk mendengarkan kebenaran, meskipun ia datang, tidak dari golongan kita.
-Ale Ikhwan Jumali-