Muhammad Deif merevolusi Al-Qassam menjadi gerakan militer yang sangat strategis.
Namun Gaza tidak memiliki pegunungan seperti Afganistan, hutan lebat seperti di Vietnam atau daratan luas seperti di Irak.
Salah satu kelebihan di Vietnam adalah di sana terdapat hutan belantara yang suhunya lembab dan cocok untuk Kalashnikov. M16 AS sangat rapuh saat menghadapi cuaca seperti ini.
Keunggulan di Afganistan adalah mereka mempunyai gua-gua yang jauh dari penjajah.
Deif memandang taktik yang diusung Mujahid Maroko, Abd Karim Khattabi sebagai solusi.
Tapi Gaza membutuhkan 'Kota Kedua'. Maka Perjuangan di Vietnam menjadi inspirasi Perjuangan di Gaza.
Oleh karena itu, al-Qassam menunjuk Raed al-Attar menjadi pemimpin Operasi Terowongan ini.
Al-Attar & Abu Syammalah telah menjalankan operasi ini selama 24 tahun dengan sangat baik.
Mereka berhasil membuat terowongan sejauh 500 km.
Di terowongan ini diciptakan roket 'Qassam 1', 'Ayyash 250', Syuwaz 1, Syuwaz 4, Yassin 1 & Yassin 105.
Dari terowongan ini Mujahidin juga menyerang Nahal Oz, Bil'at, Hadar & Shaul.
Para penjajah sangat menderita dengan para pemuda yang berhasil membangun terowongan ini.
Semua F-35, F-16 & Apache milik IDF jadi mandul saat berhadapan dengan pembuat terowongan yang pada siang hari menjadi pelajar di menara gading.
Terowongan ini merupakan Simbol Akidah & Simbol Jihad yang sulit dipahami oleh para penjajah, bagaimana para pejuang ini beradaptasi dengan 'suasana' mereka.
Setelah 77 hari mereka menemukan terowongan yang rusak di Beit Hanoun. Namun mereka menganggap ini sukses besar.
Padahal itu adalah terowongan yang sudah tidak digunakan lagi.
Meskipun mereka tidak tahu berapa banyak pengorbanan yang telah dilakukan untuk membangun terowongan besar ini.
Di terowongan inilah darah para Martir & Pahlawan mengalir. Mereka telah memberikan segalanya demi keberhasilan terowongan penting ini.
Mereka menghadapi segala kekurangan & beban dalam berbagai bentuk:
Kekurangan oksigen, nyeri tulang dan badan. Namun semangat kemuliaan & kasih karunia Allah menaungi terowongan ini.
Jadi, tidak aneh bila mereka kehabisan air minum. Namun, tiba-tiba air menyembur dari dasar terowongan. Lalu mereka berkata: 'Allahu Akbar!'.
Bukan suatu hal yang aneh ketika kamu, wahai musuh, melihat mujahid muncul dari lubang terowongan dan menyerangmu serta menyelimutimu dengan rasa takut.
Seperti yang dilantunkan dari terowongan: 'Batu, wahai Saad!'. Demi Tuhan, ini benar-benar terjadi.
Benar, sulit bagi kita untuk mengalami peristiwa besar ini.
Namun Ammar al-Zabn, Mujahid al-Qassam meriwayatkan sebuah kisah yang diangkat menjadi novel: 'al-Zumra'.
Beliau menceritakan pengalaman mereka berjihad dari terowongan pada masa Perang al-Asf al-Ma'kul.