Syaikh 'Utsaimin: "Sungguh, aku tidak sedih tewasnya muslim yang menjadi Syuhada. Demi Allah, yang benar-benar membuatku sangat sedih adalah diamnya negeri-negeri Islam"

[PORTAL-ISLAM.ID] Setelah keruntuhan Uni Soviet tahun 1991, wilayah-wilayah yang dulu masuk Uni Soviet memerdekakan diri.

Ukraina, Belarus, Georgia, Moldova, Latvia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Uzbekistan, dan beberapa wilayah lain mendeklarasikan kemerdekaannya. 

Dalam hal ini, Chechnya yang penduduknya mayoritas muslim juga melakukan hal serupa memerdekakan diri.

Namun, berbeda dengan wilayah lain, Federasi Russia sebagai pengganti Uni Soviet tidak menerima Chechnya memerdekakan diri. Dan akhirnya pecah perang antara Chechnya dengan Russia.

Perang antara Rusia dengan Chechnya berlangsung dua kali.

Pertama: dari tahun 1994 sampai 1996. Dimana Chechnya menang dan menjadi negara merdeka.

Kedua: 26 Agustus 1999 – 15 April 2009. Russia melakukan perang besar untuk mengembalikan Chechnya kedalam wilayah Federasi Russia. Perang kedua ini dimenangkan Russia (setelah ada pihak pemimpin Chechnya yang berkhianat). Chechnya akhirnya kini menjadi bagian Federasi Russia.

Perang Chechnya - Russia ini memakan korban hingga ratusan ribu muslim Chechnya (150.000 sampai 250.000 korban jiwa muslim Chechnya).

----

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah, Ketua Hai'ah Kibarul Ulama (semacam MUI di Kerajaan Arab Saudi), beliau wafat pada tahun 2001 di Jeddah, Saat terjadi perang Chechnya - Russia ini mengatakan (rekaman audio di bawah):

"Sungguh, tewasnya lelaki Chechnya, tewasnya wanita Chechnya, maupun tewasnya anak-anak Chechnya, tidaklah membuatku sedih karena mereka insyaa Allah menjadi syuhadaa..

Sungguh, demi Allah, yang benar-benar membuatku sangat sedih adalah diamnya negeri-negeri Islam.

Padahal wajib atas kita untuk memboikot dan memutuskan segala hubungan dengan Russia (saat itu)..

Kalau saja mereka melakukan itu, tentu Rusia akan berhenti pada batasnya, dan ini sama sekali tidak merugikan mereka (negeri-negeri muslim).

Namun, sangat-sangat disayangkan, pemimpin negeri-negeri Islam justru diam akan hal ini...

Para pemimpin negeri-negeri muslim justru diam. Kita tidak membicarakan rakyat (sipil) yang punya semangat, mereka  tentu tidak akan mampu..

Negara-negara muslim yang terdiam..
Dengan segala kecanggihan dan kemodernan..
Tak bicara sepatah katapun.. 
Demi Allah, inilah yang membuatku sedih..."

Kurang lebih, seperti itu terjemahannya..

[Rekaman]

Baca juga :