Semalam Topeng Gemoynya Terbuka, Kembali ke Settingan Pabrik yang Mudah Murka

Semalam topeng gemoynya terbuka, kembali ke settingan pabrik yang mudah murka. Joget sudah tak ada artinya, hanya untuk kamuflase belaka. 

Setiap pertanyaan dan pernyataannya justru jadi blunder untuk dirinya, bertanya soal polusi udara padahal dia pengusaha batubara. Bilang tak punya ambisi berkuasa padahal sudah 4 Pilpres tak pernah tak ada dirinya. Ngomongnya merangkul semua tapi selalu bicara soal saya, saya dan saya. 

Kalau tak cukup adegan semalam membuka mata anda, deretan peristiwa keculasannya seharusnya memahamkan kita. Bahwa dia berbahaya buat kelangsungan bangsa. 

Menabrak batas pelanggaran etika yang sudah diputuskan Majelis Kehormatan MK dengan jadikan Gibran wapresnya. Menggunakan berbagai alat negara untuk bisa memenangkan dirinya dengan segala cara. 

Masih tak cukup juga? tengok 5 tahun lalu bagaimana ia meninggalkan pendukungnya, termasuk yang mati memprotes kekalahan dirinya. Masih belum paham juga? Lihat bagaimana pernah jumawanya dia berhadapan dengan Habibie pengganti mertuanya. Atau bagaimana dia memimpin operasi kotor menculik para aktivis, dan menjadikannya bahan tertawaan semalam tanpa rasa berdosa. 

Yaa, setidak mau itu saya anasir orba ini berkuasa. 10 tahun Jokowi saja kita sudah menderita. Apalagi ditambah persekongkolan Jokowi dan Prabowo pula. Makin ambruk demokrasi kita, otoriter jadinya, tak bisa kita bebas berbicara. Belum jadi saja sudah berani menabrak batas hukum dan etika, apalagi jika terpilih bisa kacau hukum kita. Mari lawan dengan konstitusional, jangan sampai ia memimpin negara! 

Pemilu ini bukan cuma urusan perebutan kuasa, tapi upaya menjamin masa depan yang lebih baik untuk anak cucu kita.

#tolakprabowo

Ahmad Jilul Q. Farid

👇👇
Baca juga :