[PORTAL-ISLAM.ID] Sampul majalah mingguan terkenal Jerman Der Spiegel edisi 16 Desember 2023:
Lässt sich die Hamas besiegen?
(Bisakah Hamas dikalahkan?)
Dalam covernya ada foto Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas Gaza, orang yang paling dicari Israel.
Yahya Sinwar telah menjadi pemimpin Hamas di Gaza sejak Februari 2017. Yahya Sinwar adalah salah satu pendiri aparat keamanan Hamas.
Lahir di kamp pengungsi Khan Yunis di Gaza yang dikuasai Mesir pada tahun 1962, keluarganya diusir dari Asqalan (Ashkelon) selama Perang Arab-Israel 1948. Ia menyelesaikan studinya di Universitas Islam Gaza di mana ia menerima gelar sarjana dalam bidang Studi Arab.
Pada tahun 1989, Yahya Sinwar ditangkap dan dijatuhi hukuman empat hukuman seumur hidup oleh Israel, karena mengatur penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel dan empat warga Palestina yang jadi mata-mata Israel.
Yahya Sinwar -yang dijatuhi hukuman 4x seumur hidup- artinya dia akan membusuk dan mati di penjara Israel, namun taqdir Allah menentukan jalan hidup yang berbeda.
Yahya Sinwar dibebaskan dari penjara Israel pada tahun 2011 (setelah menjalani 22 tahun di penjara).
Yahya Sinwar dibebaskan bersama 1.026 orang tahanan Palestina lainnya dalam "pertukaran tawanan" yang menghebohkan.
Bagaimana tidak heboh, 1 orang tentara Israel bernama Gilad Shalit yang berhasil diculik Hamas, ditukar dengan 1.026 tahanan Palestina (yang salah satunya adalah Yahya Sinwar).
Coba bayangkan, betapa sekarang Israel menyesal setengah mati, telah membebaskan Yahya Sinwar (yang seharusnya membusuk dan mati di penjara Israel), tapi sekarang jadi Pemimpin Hamas di Gaza.
Pada September 2015, Yahya Sinwar ditetapkan sebagai teroris oleh pemerintah Amerika Serikat, dan Hamas serta Brigade Izzuddin al-Qassam juga telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, serta negara dan organisasi lain.
Majalah German Der Spiegel, mengungkap saat Yahya Sinwar ditangkap dan dipenjara Israel.
Yahya Sinwar diinterogasi selama 150 sampai 180 jam, selama itu ia tidak tersenyum sedikit pun.
"Saya bertanya kepadanya tentang keluarganya. Yahya Sinwar mengatakan bahwa Hamas adalah keluarganya," kata wartawan Der Spiegel.
"Dan saya masih ingat betul dia mengatakan kepada saya, bahwa akan tiba suatu hari bila kami keluar dari penjara maka kami akan menghancurkan Israel," lanjut wartawan Der Spiegel.
Kini keinginannya itu tercapai.