Salam atau Basmalah?

𝐒𝐚𝐥𝐚̄𝐦 𝐀𝐭𝐚𝐮 𝐁𝐚𝐬𝐦𝐚𝐥𝐚𝐡?

Oleh: Arsyad Syahrial

Ada satu hal janggal kalau berkomunikasi dengan teman / kolega yang mengaji ke PENDAKU Salafiyy yaitu: kalau memulai komunikasi texting mereka memakai dengan "Basmalah".

Ternyata memang ajaran ngustad-ngustadnya adalah memakai "Basmalah" bukan "Salām".

Seperti biasa pertanyaannya adalah: "Benarkah pendapat yang demikian itu?"

Untuk menjawabnya apakah memakai Salām ataukah Basmalah itu dilihat dari 2 hal:

Pertama, bagaimana komunikasi dilakukan?

Kalau komunikasi itu dilakukan secara REALTIME, baik itu face to face (atau video call) atau tidak face to face (via telpon ataupun atau instant messaging), maka Yang digunakan adalah "Salām".

Menggunakan "instant messaging" itu juga realtime dan diharapkan juga live conversation, bukan? Buktinya kalau lambat saja membalas inbox, ternyata ada sebagian orang yang tersinggung karenanya.

Adapun, kalau medianya adalah "surat", baik itu "snail mail" ataupun "email", karena tidak real time / tidak live, maka itu masuk ke perkara kedua…

Kedua, dengan siapa berkomunikasinya?

Kalau kita berkomunikasi dengan non Muslim, tentu kita tidak mendahului mengucapkan salām –dan ini pendapat yang saya pegang– berdasarkan hadits:

لَا تَبْدَؤُوا اَلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى بِالسَّلَامِ

“Jangan dahului mengucapkan salām kepada Yahūdi dan Naṣrōnī.”

Makanya kita lihat surat dari Nabī Sulaimān عليه السلام kepada penguasa negeri Saba’ dimulainya dengan "Basmalah", karena si ratu tersebut masih kāfir ketika ia disurati oleh Nabī Sulaimān.

Begitupun surat Baginda Nabī ﷺ‎ kepada:
- Raja an-Najāṡiyy di Habaṡah,
- Raja Muqouqis di Mesir,
- Kaisar Byzantium di Damaskus, dan
- Kisrō di Persia,

Semuanya diawalinya dengan "Basmalah", bukan "Salām" → sebab mereka semua bukan Muslim saat disurati.

Adapun kalau menyurati sesama Muslim, maka memang "Basmalah" lebih utama dituliskan lebih dahulu, akan tetapi tetap diikuti dengan penulisan "Salām".

Ada yang mengatakan, bukankah kalau menuliskan "Salām" akan memberatkan orang yang diberikan salām untuk menulis balasan?

Subḥanallōh…

Pemikiran konyol apalagi ini, menuliskan "Salām" saja sampai memberatkan orang…???

Mengucapkan "Salām" itu berpahala, menjawabnya pun juga berpahala. Menyebarkan "Salām" itu menimbulkan rasa kasih sayang, dan diberikan keberkahan oleh Allōh. Kenapa malah divonis "memberatkan"? Ajaran sesat itu namanya!

Lagian, di zaman autotext begini, masa iya sampai memberatkan? Konyol sekali yang bikin fatwa nyeleneh begitu!

(fb)
Baca juga :