Sabarlah Sedikit, Munafik...
Oleh: Ustadz Budi Ashari
Saya sesungguhnya mencoba untuk menahan jari untuk tidak menulis ini. Tulisan ini sudah jadi beberapa hari lalu, tapi saya menunda untuk mempostingnya. Sebenarnya di beberapa tulisan lalu sudah saya singgung sedikit, walau saya yakin banyak yang tidak paham. Apalagi di masa saudara kita di Palestina sangat memerlukan dukungan kita. Maka bicara tentang permasalahan antar kita bisa kita kesampingkan dulu.
Tapi memang ini tentang siapa kita yang sesungguhnya. Begitulah jihad bekerja, menyingkap yang disembunyikan. Di saat damai, munafik bisa bersembunyi di balik kiswah Ka'bah. Tapi, saat jihad dikumandangkan pasti terlihat telanjang siapa yang munafik.
Beberapa hari lalu, tiba-tiba saat pembahasan penghentian perang ramai dibahas, itu artinya sudah terasa sangat dekat perang akan usai, tiba-tiba beberapa channel membahas sebuah tema yang sama. Ini membuktikan apa? saya tidak tahu.
Salah satu channel yang membahas dan juga merupakan stasiun televisi besar di timur tengah membahas hal yang sangat mengejutkan saya. Walaupun andai hal ini dibahas di luar hari-hari jihad, sebenarnya sangat biasa, mengingat saya paham karakter beberapa media timur tengah.
Al Arabiya namanya, beberapa hari lalu mengulas hal berikut:
"Yang ada di antara terowongan ini dan kantor politik Hamas di luar negeri, menyala perbedaan antara sayap politiknya dan militernya. Pusaran perbedaannya ada pada dua hal besar: penghentian perang dan masa depan Gaza setelah perang."
Laporan channel ini memframing seakan ada kemarahan besar Yahya Sinwar (Ketua Hamas di Gaza) karena Biro Politik Hamas di Luar Negeri (Ismail Haniyya) bermain sendiri berdialog dengan pihak lain tanpa melibatkan dirinya.
Tentu ini bukan kali pertama ulah Al Arabiya, karena ini sudah menjadi detak nadi mereka.
Beberapa tahun lalu Al Arabiya menebarkan tentang perpecahan dan kemungkinan perang internal di tubuh para tokoh politik Hamas, antara Ismail Haniyya (saat itu) yang tinggal di dalam Gaza dan Khalid Misy'al yang tinggal di luar Palestina.
Kalau saja channel ini mau belajar, seharusnya sudah malu. Karena channel ini pernah menyebarkan berita perpecahan antara faksi Hamas dan Jihad Islami di dalam Gaza. Memang perang terakhir sebelum perang Badai Al Aqsa ini, Hamas dengan sayap militernya Al Qassam memilih untuk tidak ikut terlibat dalam perang yang dilakukan oleh Jihad Islami melawan Israel, tapi ini strategi (nanti kita bahas insya Allah). Dan lagi-lagi channel ini terasa senang bukan kepalang memberitakan 'perpecahan' antara dua kelompok jihad ini.
Dan perang Badai Al Aqsha ini mempermalukan cara mereka memberitakan tahun lalu itu. Sebab diamnya Al Qassam bukan karena perpecahan dengan Saraya Al Quds yang merupakan sayap militer Jihad Islami. Bahkan sudah diumumkan dengan gamblang seterang matahari di siang bolong, kalau Saraya Al Quds di perang Badai Al Aqsa ini bagian tak terpisahkan dari jihad bersama Al Qassam.
Tapi tetap saja mereka tidak belajar. Kini isu baru mereka tebar. Saat perang ini belum lagi usai, mereka sudah membangun opini lagi bahwa telah terjadi perpecahan, bahkan antara sayap militer Hamas dan sayap politiknya.
*Al Arabiya (العربية) juga dikenal sebagai Al Arabiya News Channel adalah saluran televisi berita 24 jam dari Uni Emirat Arab yang didirikan pada 3 Maret 2003.
Tapi channel ini mendapat tamparan sangat keras dari DR. Musthafa Al Barghutsi yang merupakan pendiri sekaligus Sekjen Gerakan Inisiatif Nasional Palestina. Saat dia diwawancara Al Arabiya dan sedang ditanya sesuatu, malah Musthafa mengeluarkan kalimat yang menghantam kepala channel ini secara langsung:
"Sebelum saya jawab, saya harus berikan komentar untuk tayangan channel anda ini. Saya tidak percaya sama sekali kalau Hamas pecah sayap militer dengan sayap politiknya. Saya yakin Hamas solid baik sikap politiknya atau sikapnya yang lain. Yang kedua, dengan kajian dan pengetahuan mendalam saya, tidak ada pembicaraan antara Hamas dengan Fatah baik rahasia atau terbuka."
Pembawa acara mencoba menjawab, "Kami mengingatkan kepada para pemirsa bahwa tayangan kami tersebut bersumber dari Wall Street Journal yang berasal dari informasi intelijen. Apakah anda mempunyai bukti bahwa memang tidak ada sama sekali perpecahan di tubuh Hamas?"
DR. Mushtafa pun menampar dengan penjelasannya, "Tentu, karena saya tahu mereka dan tahu sikap mereka yang memang selalu seperti itu. Kami bukan orang asing di lapangan ini. Kami tahu betul yang tengah terjadi. Kami juga tahu isu yang dilemparkan Amerika tentang hal ini untuk memecah masyarakat. Bertujuan untuk menimbulkan keretakan di masyarakat Palestina secara umum dan di tubuh berbagai pergerakan di Palestina. Saya pastikan kepada anda bahwa yang kalian beritakan ini tidak benar sama sekali."
Pembawa acara masih mencoba mencari alasan, "Karena kami sulit mencari nara sumber dari militer Hamas, maka kami mencarinya dari sana sini."
Tamparan diberikan lebih keras oleh DR. Musthafa, "Apakah artinya Wall Street Journal datang menemui Yahya Sinwar?"
Pembawa acara semakin terpojok dan menyatakan, "Ini sumbernya intelijen CIA."
Dan akhirnya ditendang keras oleh DR. Musthafa, "CIA masuk ke dalam Hamas? Ini omong kosong. Kalau benar mereka punya informasi intelijen, pesawat-pesawat Inggris berputar-putar di atas Gaza juga kapal laut Amerika untuk mencari tawanan, mereka semua gagal demikian juga Israel."
Perang ini menyingkap kaum munafik. Seperti yang dikatakan oleh DR. M. Al Iwadhi,
Juga disampaikan oleh DR. Hasan Al Husaini,
*Disclamer: yang mengatakan channel ini munafik tentu bukan saya. Tapi seorang alim Syekh DR. Abduz Aziz Ath Thuraifi yang pernah menulis, "Andai channel Al Arabiya ini ada di zaman Nabi, tidaklah berkumpul orang-orang munafik kecuali di situ dan tidaklah harta Yahudi Bani Quraizhah digelontorkan kecuali untuknya."
Dan ini penjelasan beliau atas twitt nya tersebut,
"Kalau melihat kerja channel ini dan ayat-ayat tentang munafik baik di Surat At Taubah atau yang lainnya, sangat berkesusaian.
Saya bicara dengan ukuran syariat dan channel ini punya kesesuaian yang sempurna dengan Masjid Dhirar (masjidnya kaum munafik di masa Nabi). Tidak diragukan lagi bahwa channel ini memusuhi risalah Nabi Muhammad, ini sangat nampak. Hal itu bisa dilihat dari banyak hal di antaranya:
- Mencari-cari kesalahan umat ini kemudian dimunculkan dan dipotret sebagai sebuah musibah umat.
- Membesar-besarkan kesalahan umat ini di hadapan Barat kemudian bicara sangat kasar tentang umat ini
- Memprovokasi dan memperburuk citra para ulama
- Bicara tentang barat selalu dengan kesan netral dan obyektif"
Dan Syekh Ath Thuraifi pun akhirnya dipenjara. فك الله أسره
Kaum munafikin erat hubungannya dengan Yahudi sebagaimana dalam Surat Al Hasyr. Tapi bapak munafik Abdullah bin Ubay baru mencoba menjilat Yahudi dan melobi Nabi setelah peristiwa perang selesai.
Lah ini..., perang belum lagi usai kaum munafikin kontemporer sudah mencari posisi aman oportunis.
Sabar lah sikit, tuan...