PENILAIAN DEBAT CAPRES PERDANA
Oleh: Tara Palasara (Pengamat Politik Non-Partisan)
Namanya juga Debat untuk Kontestasi (pilihan), MAKA debatnya adalah lebih condong ke Debat ---motif--- Elektabilitas (saling menjatuhkan)... Wajar 'deh ya... 😄😅 *bukan debat substantif seperti debat-debat di forum akademis.
Penyikapan atas debat yang berlangsung semalam, akhirnya sangat subyektif bergantung kepada preferensi pilihan masing-masing. Maksudnya, para pendukung akan LEBIH fokus pada segmen-segmen debat yang menguntungkan Sang Tokoh Dukungan.
Beranda Akun saya ramai dengan olok-olokan dari masing-masing Pendukung dengan mengambil "petikan pernyataan debat", yang bisa dimaklumi juga sebagai bentuk euforia dalam rangka menikmati Pesta Demokrasi.
ADAPUN subyektif pendapat saya adalah:
(1) Pak Anies relatif menguasai topik, apalagi dengan latar belakang pendidikan Doktor Politik dari Amerika dan profesinya Dosen... jelas Pak Anies jago memilih diksi dan menuturkannya secara elok.
Selebihnya.... yang Beliau mencecar Pak Prabowo (jadinya terkesan tendensius)... Ya memang begitulah politik, bagaimana cara untuk mengangkat diri dan menjatuhkan lawan... Sangat-sangat dimaklumi sepanjang tidak ada fitnah dan narasi hoax.
Kalau tentang "Angin" yang disampaikan Anies yang akhirnya jadi bahan ledekan Pak Prabowo, ya itulah sulitnya memaparkan argumentasi dalam waktu yang sempit dan diburu-buru waktu... Selalu saja ada pernyataan yang lemah.
(2) Untuk Pak Prabowo... sorotan saya cuman satu namun (menurut saya) sangat vital YAITU Pak Prabowo masih ada PR (Pekerjaan Rumah) yang besar dalam hal Anger Management (kontrol emosi) !!
Nampak sekali beliau masih cenderung over reaktif menyikapi cecaran dari Pak Anies dan Pak Ganjar. Padahal dengan pengalaman Debat Pilpres 2 kali, mestinya Beliau bisa lebih cool dan santai.
Sama dengan Pak Anies di atas, Pak Prabowo juga tendensius dalam beberapa pernyataannya yang menurut pendapat pribadi saya wajar dalam debat politik.
Kalau terkait penguasaan materi, Pak PS adalah Jenderal Tempur bukan Jenderal Sekolahan seperti Pak SBY, Sudi Silalahi.... atau Agus Widjojo DLL jadi (jelas) relatif dibawah Pak Anies dan Pak Ganjar.
(3) Pak Ganjar... bagi yang jeli akan tahu dia seperti Orang Kebingungan. Dia adalah Capres yang diusung oleh Partai Penguasa (PDIP) selama 2 kali Pemilu.... Tapi anehnya dia selalu mengambil "kelemahan situasi" untuk mengangkat pamor dirinya.
Contoh: dia mengangkat soal penuntasan Kasus HAM... Lha, selama ini tuh Partai ente ngapain aja? Kan logikanya PDIP punya power untuk ngatur-ngatur Presiden yang dulu diusungnya (Jokowi) melalui Parlemen. Apalagi Wakilnya Pak Ganjar adalah Menteri yang menangani bidang terkait (Pak Mahfud MD).
Untungnya.... Pak Ganjar bisa menutupi itu semua dengan gayanya yang oleh sementara orang disebut sok mBoys dan "kemlinthi" / belagu hehehe....
Kalau tentang penguasan materi, meski masih di bawah Pak Anies... tetapi relatif masih di atas Pak Prabowo secara Beliau udah lama malang melintang di parlemen (sebagai Anggota DPR ) dan terakhir 2 kali jadi Gubernur...
***
YANG JAUH lebih menarik bagi saya di luar masalah jalannya debat, ADALAH mengetahui SEJAUH MANA (nantinya) Debat Pilpres bisa mempengaruhi/menarik minat Pemilih Yang Belum Menentukan Pilihannya yang menurut survei Litbang Kompas masih berada di angka yang besar yaitu hampir 30%.
Kalau pada Pendukung, jejak data pada Pilpres sebelumnya menunjukkan bahwa DEPAT PILPRES TIDAK ADA PENGARUH YANG SIGNIFIKAN. Maksudnya, tidak pernah ada migrasi pendukung dalam jumlah besar HANYA gara-gara Debat Pilpres.
APAPUN ITU, Debat Pilpres adalah tradisi bagus yang tetap harus dipertahankan dalam rangka Uji Kapabilitas Calon Pemimpin Bangsa.
Yang sejatinya masih menjadi PR serius adalah memperbaiki kwalitas pemilih.... untuk agar tidak memilih semata-mata karena "Money Politic".
Tetap Slow'nSlay menyikapi Copras-Capres.
(fb penulis)