Melihat foto AI ini saya merenung, penggambaran yang pas untuk kita manusia yang hidup di era ini....

BERATNYA MENANGGUNG BEBAN HIDUP

Melihat foto AI dari postingan Buzztard Al Chrctr ini saya merenung, penggambaran yang pas untuk kita manusia yang hidup di era ini....

Susah payah sampai belepotan lumpur bukan untuk sesuap nasi, tapi untuk memiliki apapun yang bisa menaikkan harga diri lewat materi.

✔️ Penampilan luar itu paling penting. Harus glowing, wangi, gemerlap untuk memancing orang agar mengagumi. Padahal bisa yang timbul malah iri dan dengki.

✔️ Barang mewah dari merek ternama, padahal bisa saja cara mendapatkannya dengan ngutangan semua. Gesek kartu kredit begitu mudahnya, yang penting bikin orang terpana.

✔️ Dalam hati capeek, lelaah, apalagi ketika tagihan utang datang dan uang gak pegang. Satu-satu barang dijual, namun sifat pamer gak mudah dihilangkan. Selow sedikit kembali kumat, rasa ingin pamer gak mau lewat.

✅ Bagaimana cara mengakhiri? Harus banyak intropeksi dan muhasabah diri. Apa sih yang kita cari? Seberapa banyak yang harus kita pamerkan setiap hari? Seberapa besar decak kagum dan tepuk tangan yang diingini? Lalu puas? Bahagia? Bangga di dada?
Padahal kalau kita menjadi manusia tidak bersyukur, tak pernah ada rasa cukup, mudah bagi ALLAH mengingatkan dengan cara yang pedih.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab- Ku sangat pedih”. [QS Ibrahim:7]

_______________________________

“Saya mau pamer burung perkutut baru maszeh!”

“Ooh.. bakul manuk, semoga segera laku, ganti jualan kambing lemmu-lemmu” 😅 

(Saptuari Sugiharto)

Baca juga :