Mayjen M. Ali Al Smadi, mantan komandan kerajaan Yordania juga seorang pakar militer menjelaskan "CARA MEMBACA PERANG GAZA MELAWAN ISRAEL"

Oleh: Ustadz Budi Ashari

Kabar gembira yang kita dengar dari para pejuang, di mana sekitar 60 pasukan Israel yang sempat berfoto bersama di sebuah tempat bernama Juhr Dik kemudian dikirim ke neraka secara bersama juga, dengan 3 peledak yang ditanam oleh para pejuang dan rentetan senapan.

Ini hanya salah satu dari rangkaian kehebatan para pejuang dalam menghadapi kebuasan dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Bagaimana cara membaca peristiwa ini secara militer dan kemenangan sebuah perjuangan dengan harga pengorbanan yang dengan gagah berani dibayar oleh para pejuang dan masyarakat Gaza.

Mayjen M. Ali Al Smadi, mantan komandan sekolah staf dan komando kerajaan Yordania juga seorang pakar militer menjelaskan untuk kita:

"Di awal saya harus menyampaikan bahwa jumlah yang syahid dalam 24 jam terakhir (pasca gencatan senjata) lebih dari 700 orang; berarti setiap jam ada 15 syahid, 35 terluka, 42 bom, 12 rumah hancur. Bisa jadi angka ini kita anggap besar. Seperti ungkapan di kita: yang mengalami tidak sama dengan yang menghitungnya.

Tapi semua ini tidak mempengaruhi mental para pejuang Islam. Taqdir umat ini adalah perjuangan. Kaum Salib yang merupakan moyang para pembunuh ini dan para pendukungnya ketika dulu masuk Al Quds membunuh 70.000 orang.

Ini tidak mempengaruhi mental para pejuang. Dengan pertolongan Allah, mereka mampu meneruskan perang.

Nampaknya ada perubahan serangan para pejuang. Pagi ini dengan menggunakan 3 peledak yang ditanam di tempat pasukan Israel berkumpul sejumlah sekitar 60 orang, peledak itu berhasil diledakkan yang menyebabkan sebagian langsung mati dan sisanya ditembaki oleh seorang pejuang. Sekarang di semua tempat terdapat pertempuran besar, khususnya di tengah Gaza.

Sudah 7 pekan serangan udara dan darat, Israel tidak mampu menguasai Gaza Utara, mereka hanya berhasil memasukinya. Bukti yang paling gampang adalah hari ini dari Gaza utara dan tempat lain menembakkan roket-roketnya ke beberapa wilayah Israel; Bir saba', shafa, timur majin, roim, miftahim, sedirot, emitai, semuanya dihujani dengan roket Rujum 114. Apa artinya ini, artinya para pejuang masih bisa mengendalikan perang, menyebabkan kerugian di pihak lawan.

Jika kita membandingkan antara keuntungan dan kerugian, maka ia datang dari dua hal: Kekuatan bertahan para pejuang dan jumlah kerugian musuh. Jika kita bandingkan dua hal ini kita tahu siapa yang akan memenangkan perang ini. Dan saya yakin para pejuang kuat bertahan dalam rentang waktu lama.

Bacalah sejarah, gerakan perjuangan tidak akan kalah dan tidak akan hancur.

Pasukan Israel, pimpinan politik dan pimpinan militernya guncang. Mereka tidak akan memenangkan pertempuran. Karena mereka tidak akan sanggup bertempur dalam rentang waktu lama. Kalau bukan karena bantuan barat, Israel sudah kalah sejak pekan-pekan pertama perang. Analisa para pakar strategi dan militer serta bocoran informasi dari barat mengatakan bahwa Israel harus sudah mengakhiri perang sebelum Natal tahun ini.

Dalam keyakinan saya, mereka sudah tidak sanggup lagi melanjutkan setelah akhir tahun ini karena beberapa sebab:

Sampai sekarang mereka belum masuk ke wilayah padat penduduk, mereka hanya berada di wilayah yang terbuka. Belum memasuki tengah kota. Mereka menggunakan metode martil dalam menyerang. Dan metode ini sudah terbukti gagal, seperti gagalnya Uni Sovyet di Afghanistan. Sehingga mereka tidak akan mampu menghabisi Hamas. Amerika 20 tahun ada di Afghanistan dengan biaya 4 Trilyun US Dollar untuk melenyapkan Al Qaeda dan mereka gagal. Israel menyerang dengan sporadis. Menurut saya, mereka menggunakan pemikiran ISIS Israel. Barat menuduh Islam adalah ISIS dan Islam jelas tidak seperti itu. Justru yang melahirkan ISIS adalah Yahudi dan para pendukungnya. Media-media Arab harus sering menyuarakan bahwa yang punya pemikiran ISIS untuk membunuh, melanggar HAM dan mengabaikan kemanusiaan adalah Zionis pembunuh yang membunuh apa saja yang bernyawa.

Hari ini, pasukan Israel meminta masyarakat Gaza pindah dari Jalan Shalahuddin ke Jalan Ar Rasyid, meminta masyarakat Khan Yunis pindah ke Rafah. Mereka mengusir dengan cara membombardir.

Para pejuang fokus menghujani dengan roket dan tembakan ke wilayah-wilayah Israel khususnya tempat pasukan bermarkaz. Ini berdampak dua hal: Secara militer ini berhasil memberi efek kepada musuh yang berkumpul di perbatasan dan secara politik ini menimbulkan efek kekacauan pada para komandan militer yang berbohong kepada rakyatnya di mana mereka berkata Hamas telah kehilangan kekuasaannya di Gaza utara dan Israel telah berhasil menguasainya. Kemarin saja, ada dua roket jatuh di Tel Aviv, secara psikologis ini berdampak buruk bagi masyarakat Israel dan pasukan mereka, karena mereka tahu kalau para pemimpin telah membohongi mereka.

Para pejuang masih mampu menyerang 7, 8, 9 tempat dalam sehari. Di awal, mereka berhasil menghancurkan 7 atau 8 kendaraan militer. Ketika pasukan Israel berani masuk ke daerah padat pemukiman, 20 sampai 30 kendaraan militer mereka hancur. Kemarin malam pertempuran sangat besar, kita akan dengar hasilnya di kemudian hari berapa kendaraan militer yang hancur.

Pasukan Israel masih di utara. Tetapi saat kita bicara tentang wilayah Syujaiyyah, Tuhfah, Khan Yunis, Deir Balah, Rafah, di sana para pejuang masih segar dan sangat siap. Penghentian perang kemarin mereka manfaatkan untuk menyiapkan diri dan mereka sangat paham mana tempat aman dan mana tempat yang bahaya. Di timur Khan Yunis dan timur Deir Balah ada pertempuran terbatas, di mana Israel mengirim pasukan pembuka yang menganalisa lokasi-lokasi yang bisa dipakai untuk markaz pasukan. Taktik yang dilakukan para pejuang membuat kita bangga, di mana mereka memancing pasukan Israel untuk masuk ke dalam salah satu terowongan kemudian diledakkan di sana. Sama dengan pertempuran di Juhr Dik, para pejuang menggunakan senjata sniper, peledak Syuwazh dan senjata anti tank Yasin.

Kalau bicara tentang senjata anti tank Yasin 105, kekuatan menghancurkannya tidak terletak pada senjatanya, tetapi pada ksatria yang membawanya. Musuh ini pengecut, mereka ada di dalam kendaraan lapis baja. Mereka tidak akan bisa menguasai Gaza sepanjang tidak mau keluar dari kendaraan dan turun ke tanah. Saya pastikan di perang ini bahwa mereka terjebak di dalamnya. Memang benar akan ada kerugian dari masyarakat sipil, seperti yang saya katakan di depan bahwa 15.000 syahid, 40.000 ribu yang terluka, tidak akan mempengaruhi perjuangan untuk meraih kemenangan.

Bagian utara Palestina cukup rumit. Hizbullah Lebanon dan Israel tidak mau meluaskan pertempuran. Lebanon diancam Israel. Secara ekonomi Lebanon hampir jatuh. Iran mendapatkan surat berkali-kali dari Inggris, jika Iran ikut membantu maka Teheran akan dihajar. Kapal Induk Amerika ada di laut tengah dan teluk Arab. Inggris mengirim kapal-kapal perangnya. Inggris menyatakan akan mengirim pesawat-pesawat pengintai di timur tengah dan tentu Gaza.

Tapi kalau sekadar meringankan tekanan ke Gaza, mungkin saja. Tapi itu tidak besar.

Di Palestina utara berbatas dengan Lebanon selatan, Israel punya 100.000 tentara. Jika tidak terjadi perang besar dan luas maka tidak banyak memberi dampak bagi Israel. Buktinya, di awal perang darat sebelum penghentian sementara perang serangan Israel hanya di utara, sementara sekarang di berbagai titik. Masyarakat Gaza yang diminta pindah ke sebuah tempat aman, ternyata tempat itu pun dibombardir dengan cara buas yang tidak bisa diterima oleh akal manusia."       

Demikian disampaikan Mayjen M. Ali Al Smadi.

Begitu cara membaca yang benar.

Sekali lagi, bacalah sejarah...

[VIDEO]
Baca juga :