Manusia Pengguncang Langit

Manusia Pengguncang Langit

Bukan Thanos, Hercules, bukan pula capres apalagi cawapres idaman anda.

šŸ”µPertama, Masyithah.

Ia hanyalah tukang sisir keluarga Fir'aun.

Keimanannya yang tinggi, berbuah manis di langit.

Wanginya tercium Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat naik ke langit.

šŸ”µKedua, Sa'ad bin Mu'adz.

Sahabat Nabi, kematiannya menggoncang Arsy dan penduduk langit.

Disaksikan puluhan ribu malaikat, pintu langit terbuka menyambutnya.

Jenazahnya terasa ringan lebih ringan dari pakaiannya.

šŸ”µKetiga, Handzalah.

Sahabat Nabi yang kematiannya dijemput bidadari surga.

Sampai-sampai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memalingkan pandangan dari jenazahnya.

šŸ”µKeempat, Usaid bin Khudair.

Sahabat Nabi, bacaan qurannya mengguncang penduduk langit.

Sampai-sampai tunggangannya ikut bereaksi.

Kata Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,

Jika saja engkau (Usaid) teruskan bacaanmu sampai fajar.

Niscaya orang-orang yang salat pada hari itu melihat para malaikat di langit.

šŸ”µKelima, Abu Qilabah.

Sahabat Nabi paling terakhir hidup diantara para sahabat lainnya.

Doanya terkabul, zuhudnya pada kekuasaan berbuah manis.

Ia pun diwafatkan dalam keterasingan, jauh dari popularitas, hiruk pikuk dengan penuh syukur.

šŸ”µKeenam, Julaibib.

Sahabat Nabi yang kurang dikenal.

Sosok hitam, kecil, miskin, dan kurang dipandang banyak orang.

Rumahnya beralaskan tanah, atapnya langsung ke langit.

Namun siapa sangka, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memilihkan perempuan paling cantik dari Anshar untuk dinikahinya.

Jenazahnya dicari secara langsung oleh Rasulullah tatkala syahid di medan perang.

šŸ”µKetujuh, Uwais Al qarni.

Sosok Tabi'in, dari kabilah al qarn di Yaman.

Hidup dalam kesengsaraan, memiliki penyakit kulit, makan dari sampah sisa-sisa makanan.

Namun sangat cinta Nabinya seraya amat berbakti kepada ibunya yang sudah sepuh.

Sekelas Umar dan Ali radhiyallahu 'anhuma yang diberi kabar gembira surga.

Paling menantikan sosok Uwais dalam perjalanannya sepeninggalan Rasulullah.

Mereka tahu,

Uwais doanya makbul.

Tak dikenal penduduk bumi, namun mashur di langit, itulah Uwais.

šŸ”µKedelapan, bayi Masyitah.

Sesaat sebelum Masyitah masuk ke dalam kuali panas.

Ia pun ragu, seketika itu pula sang bayi bicara.

"Duhai ibuku, siksa dunia itu tidak ada apa-apanya dengan siksa akherat"

Mendengar itu, Masyitah pun semakin yakin dengan Allah Ta'ala.

Ia pun menjemput syahidnya.

šŸ”µSembilan, bayi dalam kisah juraij.

Juraij sosok ahli ibadah dari kalangan Bani Israil.

Terfitnah seorang pelacur cantik.

Dalam persidangan, ia pun heran seraya menyolek perut sang bayi.

"Hey, siapa sebenarnya ayahmu?"

Dari situlah sang bayi membongkar fakta yang sebenarnya.

Juraij pun terbebas dari hukuman.

šŸ”µSepuluh, bayi Bani Israil.

Dikisahkan seorang perempuan duduk di pinggir jalan.

Kemudian melihat seorang pemuda, gagah dengan tunggangannya yang wah.

Ia pun berkata kepada si bayi,

"Nak, semoga kelak engkau seperti dirinya."

Tetiba sang bayi menjawab,

"Tidak ibuku, sesungguhnya orang tersebut adalah orang yang zalim lagi sombong".

Waktu berlalu, terlihatlah seorang perempuan diseret hendak dihakimi dituduh mencuri.

Si ibu pun berkata kembali kepada si bayi,

"Nak, semoga kelak kamu tidak seperti perempuan itu."

Lagi-lagi sang bayi menjawab hingga membuat ibunya terkaget,

"Semoga aku seperti dia, karena perempuan itu sejatinya orang jujur lagi menjaga kehormatan"

šŸ”µTerakhir, bayi dalam surat Al Buruj.

Ketika si penguasa zalim membakar semua penduduk yang beriman.

Maka tibalah giliran seorang ibu yang sedang memangku anaknya.

Melihat kobaran api yang begitu dahsyat, langkah sang ibu mundur.

Sang bayi pun menguatkan sang ibu seraya berkata,

"Duhai ibuku, bersabarlah, sesungguhnya engkau berada di atas kebenaran"

Mendengar hal itu, si ibu dan bayinya akhirnya mantap menjemput syahid.

Dan masih banyak lagi, kisah para salaf yang dijamin kebenarannya.

------

Nb: Perihal bayi yang dapat berbicara, disini terjadi perbedaan pendapat.

Sebagian kalangan mengisahkan bayi Masyithah termasuk bayi yang bisa berbicara.

Sebagian lain masih mempertanyakan riwayatnya.

Karena bayi yang bisa berbicara diawali dari Nabi Isa 'alaihi assalam.

Kemudian bayi-bayi setelahnya dari kalangan Bani Israil sebagaimana kisah di atas.

Adapun Masyithah hidup jauh sebelum Nabi Isa 'alaihi assalam dilahirkan.

Allahu a'lam.

✍️ Guntara Nugraha Adiana Poetra
Pengasuh ISCO (Islamic Studies Center Online)

šŸ“® Silakan dishare sebanyak-banyaknya. Moga Allahļ·» catat sebagai amal jariyah.

Baca juga :