Catatan Kecil Tentang Bani Isroil dan Yahudi

𝐂𝐚𝐭𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐜𝐢𝐥 𝐓𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐁𝐚𝐧𝐢̄ 𝐈𝐬𝐫𝐨̄𝐢̄𝐥 & 𝐘𝐚𝐡𝐮̄𝐝𝐢

Oleh: Arsyad Syahrial

Bani Isroil itu adalah "puak" atau "bangsa", yaitu anak keturunan dari Nabī Ya`qūb ibn Isḥāq عليهما السلام.

Adapun Yahūdi itu adalah "agama", yaitu agama yang katanya diwarisi dari Nabī Mūsā ibn Ìmrōn عليه السلام berdasarkan kitāb Taurōt oleh orang yang mengaku-ngaku Banī Isrō-īl. Padahal kitāb Taurōt itu sendiri telah mereka rusak dan ubah-ubah isinya, dan bahkan orang Yahūdi itu lebih mengikuti Talmūd (yaitu kitāb kumpulan fatwa para rabbi) dan bahkan Qobāllāh (kitāb mistik Yahūdi).

Bani Isroil itu ada yang Muslim ada seperti para pengikut setia para Nabiyullōh yang Allōh utus kepada Bani Isroil. 

Contohnya adalah para pengikutnya Nabī Ȉsā ibn Maryam yaitu yang disebutkan di dalam al-Qur-ān sebagai "al-Ḥawāriyyūn".

Pada masa Baginda Nabī ﷺ di Madīnah, Bani Isroil juga ada yang berīmān kepada Nabī ﷺ yaitu sahabat Àbdullōh ibn Salām رضي الله تعالى عنه. 

Bahkan dua dari Ummul-Mu’minīn, yaitu: Ibunda Royḥānah bint Zaid رضي الله تعالى عنها dari Banī Naḍīr dan Ibunda Ṣofiyyah bint Ḥuyay رضي الله تعالى عنه dari Banī Quroiẓoh, keduanya adalah dari Bani Isroil asli.

ZIONISME

Adapun Zionisme itu adalah ideologi nasionalisme Yahūdi Askhenazi (Yahūdi kulit putih) yang menginginkan tanah air khusus bagi orang Yahūdi Banī Isrōīl. Sebenarnya Zionisme ini dilahirkan oleh orang-orang Yahūdi Askhenazi yang mereka itu atheist atau Yahūdi KTP saja.

Tidak ada ide "keagamaan", hanya soal "keturunan" pada ideologi Zionisme ketika ia dicetuskan oleh Theodor Herzl.


Yahudi itu membuat kebidàhan dengan prinsip rasis yang aneh, yaitu:

(1) Seseorang itu otomatis beragama Yahūdi hanya kalau ibu kandungnya beragama Yahūdi (matrilineal), kalau tidak beribu Yahūdi maka harus masuk ke agama Yahūdi dulu.

(2) Setelah Nebuchadnezzar II menaklukkan Banī Isrōīl dan memperbudak mereka, kebanyakan orang Yahūdi yang ada di Tanah Ṡām itu adalah keturunan Yahuda (salah satu dari anaknya Nabī Ya`qūb) sehingga mereka mengatakan bahwa Yahūdi itu harus secara garis ayah (patrilineal) berasal dari Yahūda ibn Ya`qūb.

Karena bidàh patrilineal garis keturunan Yahūda itulah mengapa orang-orang Yahūdi menolak Nabī Ìsā ibn Maryam عليه السلام. Sebab Nabī Ìsā menurut mereka bukanlah keturunan dari Yahūda ibn Ya`qūb, akan tetapi keturunan dari Bunyāmīn ibn Ya`qūb.

Menurut sebagian Ulama, inilah kenapa Allōh ﷻ‎ menyebutkan di dalam al-Qur-ān (QS aṣ-Ṣoff ayat 5-6) bahwa:
- Nabī Mūsā عليه السلام memanggil ummatnya: "يَٰقَومِ" (arti: wahai kaumku), sedangkan
- Nabi Ìsā عليه السلام memanggil ummatnya: "يَٰبنِى إسْرَائيل" (arti: wahai Banī Isrōīl).

Tentunya kebidàhan yang mereka buat itu tidak benar sebab Nabī Ìsā diutus untuk seluruh Banī Isrōīl, mau dari keturunan manapun juga dari keduabelas anak Nabī Ya`qūb tersebut.

Saking jahatnya Yahūdi itu, para pembesar dan rabbi-rabbi mereka malah bersekutu dengan penjajah Romawi yang beragama Pagan (dipimpin Pontius Pilates) dalam rangka untuk membunuh Nabī Ìsā.

Kaum Yahūdi itu tak mengakui Nabī Ìsā, bahkan terbukti mereka benci sama orang Naṣrōnī. Makanya mengherankan sangat ada sebagian orang-orang Naṣrōnī yang membela-bela koloni pemukim illegal Yahūdi Zionist Isra-Hell itu.


Kaum Yahūdi selalu meminta kepada Allōh diturunkan Nabī untuk memimpin mereka melawan orang kāfir musuh mereka.

Dulu, ketika diperbudak oleh Firàun, mereka memohon kepada Allōh, dan Allōh utus Nabī Mūsā yang akhirnya membawa mereka ke al-Quds. Tetapi ketika Allōh menyuruh mereka berjihād merebut al-Quds, mereka menolaknya.

Begitu juga ketika mereka diperbudak oleh bangsa Romawi, maka mereka lagi-lagi memohon kepada Allōh agar diutus "Nabī Berpedang" yang akan memimpin mereka melawan bangsa Romawi. Namun ketika Allōh utus Nabī Ìsā ibn Maryam kepada mereka, mereka tolak dan kāfir kepada Nabī Ìsā.

Kenapa mereka kāfir kepada Nabī Ìsā?

Sebab ternyata ajaran Nabī Ìsā tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka, bukan "Nabī Berpedang" sesuai keinginan mereka maka mereka pun cari-cari alasan dan buat fitnahan sehingga orang Romawi pun memusuhi Nabī Ìsā. Puncaknya, Yahūdi itu "nabok nyilih tangan" Nabī Ìsā dengan memakai Gubernur Romawi Pontius Pilates untuk membunuh Nabī Ìsā, dan Allōh selamatkan Nabī Ìsā ke Langit.

Karena kelakuan kaum Yahūdi itu memang jahat, maka Kaisar Romawi Tiberius pada 19 mengusir mereka dari Yerusalem. Kemudian Kaisar Claudius mengusir lagi kaum Yahūdi dari Yerusalem (antara tahun 41 s/d 53).

Terakhir kali Romawi mengusir Yahūdi adalah pada tahun 70 ketika Yahūdi Zealots melakukan pemberontakan sehingga Kaisar Vespasian mengutus pasukan 70.000 Legiun Romawi yang dipimpin oleh Titus. Titus berhasil mengalahkan kaum Yahūdi Zealots (yang dipimpin Shimon ben Giora, Johannes Giscala, dan Elazar ben Shimon). Titus lalu menghancurkan Kanīsah Sulaimān untuk kedua kalinya dan mengusir Yahūdi dari Yerusalem.

Pada tahun 132, lagi-lagi Yahūdi berontak (Bar Kokhba Revolution) kerena mereka tersinggung Romawi mendirikan kuil Jupiter di lokasi puing al-Aqṣō. Akibatnya Kaisar Hadrian menumpas habis Yahūdi dari Filasṭīn, melarang mereka sama sekali masuk ke Yerusalem, dan bahkan merubah nama provinsi dari "Judea" menjadi "Syria Palaestinia".

Akibat pengusiran oleh Kaisar Hadrian itu, maka sebagain kaum Yahūdi itu beremigrasi ke Yaṫrib di Ḥijāz.

Kenapa?

Karena mereka tahu dari ḥadīṫ para Nabiyullōh yang pernah Allōh utus kepada mereka bahwa Nabī Akhir Zaman, penutup para Nabiyullōh, akan Allōh bangkitkan di Yaṫrib.

Makanya ada riwayat tentang Yahūdi itu ketika mereka sudah menetap di Yaṫrib, kalau mereka berselisih dengan kaum Àrab penduduk asli Yaṫrib maka mereka mengancam, "Awas ya kalian, kalau Allōh utus Nabī kepada kami, nanti ia akan memimpin kami menghabisi kalian!"

Namun ketika Allōh benar-benar utus Baginda Nabī ﷺ‎ dan Beliau hijroh ke Yaṫrib, maka apakah kaum Yahūdi itu menerima? Tidak mereka kāfir kepada Baginda Nabī ﷺ‎.

📌 Simaklah apa yang Allōh kisahkan di dalam firman-Nya:

وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِّنْ عِندِ اللهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِن قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُم مَّا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ فَلَعْنَةُ اللهِ عَلَى الْكَافِرِينَ

“Dan setelah datang kepada mereka al-Qur-ān dari Allōh yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabī) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang yang kāfir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la`nat Allōh-lah atas orang-orang yang ingkar itu.” [QS al-Baqoroh (2) ayat 89].

Lagi-lagi mereka kāfir kepada Nabiyullōh karena mereka mengikuti hawa nafsu mereka, karena sombong & ḥasad. Sombong karena mereka menganggap diri mereka lebih baik dari orang lain, dan ketika Allōh memberi keutamaan kepada orang lain maka mereka ḥasad. Persis mirip Iblīs dulu sombong lalu ḥasad kepada Ādam عليه السلام.

Maka para Yahūdi pun menanti lagi "Messiah" mereka, sampai kelak ketika Allōh bebaskan al-Masiḥ ad-Dajjāl, maka para Yahūdi pun akhirnya mendapatkan Messiah yang mereka nanti-nanti… dan 70.000 Yahūdi Iṣfahān pun mengikuti ad-Dajjāl ketika ia keluar pertama kali.

Demikian, semoga bermanfaat.

Baca juga :