[PORTAL-ISLAM.ID] Beredar buku dengan judul "Buku Hitam Prabowo Subianto" yang ditulis dengan font berwarna merah, yang di covernya bergambar Prabowo berwarna hitam putih.
Buku itu disebutkan ditulis Azwar Furgudyama, yang merupakan aktivis 98. Buku setebal 197 halaman itu, diterbitkan Phoenix Publisher yang berlokasi di Sleman, Yogyakarta.
Buku itu sendiri menyinggung banyak hal yang berkaitan dengan capres nomor urut 2, mulai dari penculikan aktivis, kerusuhan Mei 98, hingga isu dinasti politik yang sempat dilayangkan kepada pasangan Prabowo-Gibran, kudeta, hingga keterlibatan Prabowo di Papua dan Timor Leste.
Buku itu menjelaskan bahwa Prabowo diduga terlibat atas penculikan para aktivis sebagaimana surat keputusan Dewan Kehormatan Perwira bernomor KEP/03/VIII/1998/DKP.
"Keputusan itu menyingkap setidaknya delapan kesalahan Prabowo. Salah satunya dalam kapasitas sebagai Danjen Kopassus sejak Desember 1995 hingga Maret 1998, adalah melakukan tindak pidana penculikan aktivis," tulis buku tersebut di halaman 19.
Pada kerusuhan Mei 1998, buku tersebut juga menduga adanya keterlibatan mantan menantu Soeharto, Prabowo, yang pada saat itu menjabat sebagai Pangkostrad, melalui anak buahnya untuk membereskan dan menekan kelompok kritis.
Di buku itu juga dijelaskan bahwa Prabowo menghimpun anak buahnya untuk beraksi di kawasan Glodok Building, Harco, Orion Plaza dan sekitarnya.
Beredarnya buku itu di tengah Pilpres ini cukup membetot perhatian. Apalagi malam nanti, Selasa (12/12/2023), akan digelar debat Pilpres perdana.
Bantahan TKN
Kubu Prabowo-Gibran merespons terbitnya Buku Hitam Prabowo Subianto yang ditulis aktivis mahasiswa Forum Kota (Forkot) Azwar Furgudyama.
Wakil Komandan di Tim Charlie Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Sangap Surbakti, menyatakan Azwar pernah mendukung pasangan Megawati-Prabowo dalam Pilpres 2004.
"Pada Pemilu 2009 Forkot mendukung capres Mega-Pro. Fakta tersebut menyimpulkan bahwa ada inkonsistensi dalam diri dan pikiran Azwar," ujar Sangap dalam keterangannya, Selasa (12/12).
Sangap menilai isi buku tersebut adalah cerita-cerita yang sudah beredar selama 25 tahun, terutama dalam peristiwa 1997/1998 dan khususnya Tragedi Mei 1998.
Namun, penulis tidak pernah melakukan pembuktian dengan mewawancarai Prabowo. "Artinya penulis hanyalah mengutip dari sumber-sumber versi penulis, yang berarti sangat subjektif," ia menjelaskan.
Sanggahan terhadap buku itu juga disampaikan Komandan Tim Golf (Relawan) Prabowo-Gibran, Immanuel Ebenezer (Noel). ia menegaskan tiga kali Pilpres, Prabowo telah lolos uji verifikasi sehingga dianggap bersih dari pelanggaran hukum termasuk HAM berat.
"Jika pun ingin ditelusuri pihak-pihak yang dianggap dirugikan dalam kejadian 98 itu mayoritas sudah berada dalam barisan Prabowo Subianto," ujarnya.
(*)