Cemen Aiman! Padahal kamu jelas-jelas JUBIR tapi ngomong ke masyarakat, bahwa apa yg kamu sampaikan ke masyarakat, soal aparat tidak netral adalah produk jurnalistik, sehingga tidak bisa dipolisikan!
Kalau benar-benar wartawan kamu hadapi resiko dari yang kamu sampaikan. Masak kalah sama saya, kalau saya hanya nulis di FB dan sumbernya orangnya langsung (males nyebut namanya), hidup saya diteror habis lho Aiman!
Saya dilaporakan dari berbagai penjuru, sehingga surat panggilan di rumah saya bertumpuk-tumpuk. Sekali diperiksa saya bisa sampai 13 jam. Saya sama sekali tidak menggunakan previlege saya sebagai wartawan, padahal saya pernah menjadi wartawan terbaik. Mengapa? Karena saya sadari saya adalah MANTAN wartawan yang juga duduk sebagai Wakil Ketua Pemenagan Prabowo - Sandi 2019.
Saya diteror habis, setiap saya diperiksa polisi, oknum polisi yang memeriksa membuka akses siaran pada kelompok dan lembaga tertentu. Dan selalu ada instruksi untuk menekan saya. Anak saya dan keluarga saya diteror, saya tidak menyebut polisi yang melakukan, tapi keluarga saya diawasi.
Kamu bekerja pada konglomerat media yang punya duit tidak berseri, saya hanya di back up Tim Kuasa Hukum yang dipimpin Bang Dasco yang kemudian menugaskan pengacara biasa. Saya menjadi "musuh negara" waktu itu, toh saya terima saja Aiman. Semua saya anggap resiko saya nyemplung jadi Timses.
Ayoo berlakulah ksatria Aiman. Oh ya dulu tempat TV kamu berkerja itu paling menghabisi saya dan juga TV-TV dimana sekarang kamu bernaung.
(Catatan Naniek S Deyang)
*fb