Badai Al Aqsha dan Makna Kekuatan
Sepertinya banyak hal berubah ya sejak Badai Al Aqsha bermula. Termasuk hidupmu. Kamu merasakannya?
Aku melihat satu hal yang diungkapkan juga oleh Adham Abu Salmiyyah seorang Jurnalis Gaza, "Apa yang terjadi di Gaza saat ini mengajarkan aku: bahwa satu-satunya bahasa yang dimengerti dunia adalah bahasa kekuatan."
Dunia tersadar dari lamunan panjangnya karena kekuatan pejuang yang teguhnya bukan main. Musuh tersadar bahwa ternyata jika umat Islam telah bertekad untuk membela, kekuatannya membuat mereka kehilangan nyali.
Musuh pun tahu akhirnya bahwa kekuatan ekonomi kita mampu memorakporandakan produk-produk mereka. Share dan kekuatan narasi kita ternyata mampu memberi dampak serius pada opini publik internasional pada musuh.
Kekuatan, adalah kata yang jarang terdengar untuk waktu yang lama. Kita seperti singa tapi taringnya tumpul, ototnya lemah dan aumannya begitu ringkih. Namun kini, singa itu bangun meski masih mengumpulkan daya.
Singa itu akan bangun lagi. Kekuatan itu akan kembali lagi. Namun bedanya kita dengan mereka adalah: kuatnya umat ini untuk mengayomi, bukan untuk menghabisi.
Jadilah yang terbaik dan terkuat dari versimu. Kamu dan aku pun bertumbuh, menyadari bahwa kita bisa membela dengan kapasitas terbaik kita. Dengan kekuatan terbesar.
Dan itulah makna "jihad" yang sebenarnya. Mempersembahkan yang terbaik, terkuat dan termutakhir untuk bertaat pada Allah. Kuat untuk menegakkan keadilan dan kebenaran.
(BY Edgar Hamas, @cerita.edgar)