'ADAKAH ALLAH DI GAZA?'

'ADAKAH ALLAH DI GAZA?'

Oleh: Adham Syarqawi

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
جَاءَ نَاسٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلُوهُ إِنَّا نَجِدُ فِي أَنْفُسِنَا مَا يَتَعَاظَمُ أَحَدُنَا أَنْ يَتَكَلَّمَ بِهِ قَالَ وَقَدْ وَجَدْتُمُوهُ قَالُوا نَعَمْ قَالَ ذَاكَ صَرِيحُ الْإِيمَانِ

Dari Abu Hurairah ra. dia berkata, Sekelompok manusia dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang untuk bertanya kepada beliau, ‘Kami menjumpai dalam diri kami lintasan yang sangat berat bagi kami untuk mengucapkannya.’ Beliau bertanya kepada mereka, “Benar kalian menjumpai perasaan itu?” ‘’Itu adalah tanda keimanan yang jelas.” (HR. Muslim)

Imam An-Nawawi menjelaskan maksud hadits ini,

معناه: استعظامكم الكلام به هو صريح الإيمان، فإن استعظام هذا وشدة الخوف منه ومن النطق به، فضلاً عن اعتقاده إنما يكون لمن استكمل الإيمان استكمالاً محققاً وانتفت عنه الريبة والشكوك

Makna hadist, kalian merasa berat untuk mengucapkannya merupakan bukti adanya iman. Karena dia merasa berat mengucapkan kalimat semacam ini, disertai perasaan sangat takut untuk mengucapkannya. Lebih-lebih dia yakini. Sikap semacam ini hanya ada pada orang yang imannya kokoh dan teruji, sehingga hilang darinya segala keraguan dan bimbang. (Syarh Shahih Muslim, 2/154).

***

SETAN menjadikan berbagai krisis dan fitnah sebagai medan permainan dan kesempatannya untuk merusak keimanan seorang Mukmin dan mempermainkan keagungan Allah di dalam hatinya. 

Kita sebagai manusia tidak mengetahui akhir berbagai peristiwa dan hikmah Allah di baliknya. Kita hanya bisa menyaksikan apa yang terjadi sambil merasakan munculnya sejumlah pertanyaan di benak kita. Seseorang takut mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan tersebut (semisal: 'Adakah Allah di Gaza?') lalu menghalaunya dengan istighfar. Ini tidak termasuk perkara yang bisa membatalkan iman bahkan termasuk tanda kesempurnaan iman.

Bila Anda tidak mengetahui hikmah suatu peristiwa, serahkan saja kepada Pemilik urusan yakni Allah. Dia pasti Maha Adil dan Maha Penyayang, qadha' dan ketentuan-Nya tidak boleh digugat atau dipertanyakan. Kita semua adalah hamba di dalam kekuasaan-Nya.

Setan akan berkata kepadamu: 

"Adakah Allah di Gaza? Apakah Dia tidak marah melihat anak-anak dibantai lalu serpihan-serpihan tubuh mereka diambil dari bawah reruntuhan bangunan?"

"Tidakkah Dia membalaskan dendam untuk wanita-wanita yang jasad mereka dihancurkan oleh serangan rudal-rudal secara brutal?"

"Apa dosa orang-orang tua dan lemah sehingga dibunuh dan dibantai?"

"Tidakkah Dia mampu menjadikan pesawat-pesawat tempur dan tank-tank itu tidak berfungsi?"

Pertama: Dunia ini adalah tempat ujian, bukan tempat memberi balasan. Allah-lah yang berhak menanyakan tentang apa yang diperbuat hamba-Nya terkait ujian yang diberikan kepadanya. Bukan hamba yang mempertanyakam Tuhannya: Kenapa Engkau mengujiku dengan peristiwa ini? Mari kita menjaga adab kepada-Nya.

Kedua: Segala sesuatu dinilai dengan hasil akhirnya bukan dengan kondisi yang sedang berlangsung saat ini. 

Sekiranya kamu menyaksikan ketika Firaun melemparkan anak-anak Masyitah ke dalam minyak yang mendidih hingga tulang-tulangnya mengapung, kemudian melemparkan Masyitah bersama mereka hingga tulang-tulangnya juga mengapung, pasti kamu akan bertanya seperti pertanyaan seorang hamba yang menginginkan tindakan pembalasan: Dimana Allah? Apa dosa anak-anak itu hingga dibunuh dengan sangat keji? Kenapa Tuhan tidak membela wanita yang perlu dikasihani itu?

Kemudian apa yang terjadi setelah itu? Allah menenggelamkan Firaun di lautan dan menjadikannya penghuni neraka selama-lamanya. Sedangkan Masyitah dan anak-anaknya menjadi penghuni surga hingga Nabi saw telah mencium aroma wangi mereka di surga di malam mi'raj. 

Ketiga: Allah mengulur waktu atau memberi tempo bagi orang zalim kemudian menyiksanya dengan siksaan dari Yang Maha Perkasa, Maha Kuasa. 

Siapakah yang mengatakan kepadamu bahwa semua kezaliman pasti diberikan hukumannya di dunia? Lalu kenapa ada hari kiamat kalau begitu? Untuk apa diadakan sirath (titian), timbangan dan hisab? Untuk apa disiapkan surga dan neraka?

Ash-habul Ukhdud dibakar semuanya di dunia. Allah menjadikan anak bayi bisa berbicara untuk menyampaikan kepada ibunya: "Tabahkan dirimu karena engkau berada di atas kebenaran". Lalu dia pun memasuki parit api dengan penuh keteguhan. Dalam peristiwa Ash-habul Ukhdud ini Allah tidak menyebutkan bahwa Dia menghukum mereka (para pelaku kejahatan) di dunia, tetapi Dia akan melakukannta pada hari kiamat.

Keempat: Sekiranya Allah menghukum setiap kali terjadi kezaliman pasti tidak berlaku lagi prinsip pemberian ujian di dunia. Sekiranya kebenaran selalu memenangkan setiap pertarungan melawan kebatilan di dunia pasti barisannya akan dipenuhi oleh para "penyembah hasil". Tetapi Allah menghendaki dunia ini mengguncang hati dan menjadi petir yang menghanguskan berbagai prinsip. Jika tidak ada agresi dan kejahatan lalu bagaimana para hamba akan diuji dengan kewajiban jihad? Kemudian bagaimana mereka akan terseleksi menjadi mujahid dan penolak jihad, pendukung jihad dan pengkhianat jihad? Bagaimana mereka akan terseleksi menjadi penyumbang dana di jalan Allah dan orang yang  bakhil di jalan setan?

Kelima: Proses seorang wanita yang melahirkan anaknya disertai dengan keluarnya tenaga, darah dan rasa sakit. Padahal proses ini hanya untuk melahirkan seorang anak bayi! Lalu bagaimana dengan proses satu umat yang ingin melahirkan kemuliaan dan negara?  

Sekiranya Anda berada di tengah kaum Quraisy ketika Abu Jahal menyiksa Sumaiyah dengan menancapkan anak panahnya ke dalam tubuhnya pasti Anda akan mengatakan seperti yang Anda katakan sekarang: Dimana Allah?

Tetapi saya bertanya kepada Anda: Dimanakah Sumaiyah sekarang, dan dimanakah Abu Jahal? (hasil akhir yang berbeda, yang satu di surga, yang satu di neraka)

Sekiranya waktu itu Anda melihat Bilal ditindih batu besar di terik matahari yang membakar di kota Mekah, lalu Umaiyah bin Khalaf memerintahkannya untuk menyebut Lata dan Hubal tetapi Bilal tetap mengucap "Ahad. Ahad" dengan sisa nafasnya, pasti Anda akan berkata: Dimana Tuhan yang Maha Esa itu? 

Jka Anda berpandangan bahwa kemenangan harus terwujudkan di dunia, bisa dipastikan bahwa kemenangan itu tidak akan pernah datang...

Tetapi sekarang Anda mengetahui bahwa Mekkah sudah dibebaskan dan dimasuki oleh mereka yang pernah disika di terik matahari kota Mekkah!

Allah yang Maha Bijaksana punya ketentuan waktu tersendiri terkait semua peristiwa. Jika Anda sudah mengerti hal ini maka komitlah dengannya. Jika tidak mengerti maka serahkanlah kepada-Nya.

(ars)

Baca juga :