Topan Al Aqsha, apakah akan menjadi perang terakhir antara Hamas dengan Israel?

Topan Al Aqsha, apakah akan menjadi perang terakhir?

Oleh: Ahmad Mansour (Jurnalis Al Jazeera)

Mungkin saya terlalu optimis jika saya katakan bahwa perang “Topan Al Aqsha” akan menjadi perang terakhir antara Hamas dengan Israel. 

Optimisme ini berangkat dari derita hebat dan pertikaian tajam antar elites Zionis di internal Israel. 

Dan cukuplah bagi mukmin kemenangan peperangan ketika bisa menyebabkan perpecahan yang dahsyat antar mereka (pejabat Israel) pasca pengumuman berakhirnya peperangan (gencatan senjata sementara). 

Para ekstremis di kabinet Netanyahu tidak ingin peperangan ini berhenti. Mereka mengancam akan keluar dari koalisi dan menghancurkan kabinet Netanyahu jika peperangan benar-benar berhenti (gencatan permanen). 

Perpecahan ini dalam waktu cepat atau lambat akan mempreteli Israel yang justru dilakukan oleh pejabatnya sendiri seperti sejarah runtuhnya negara Yahudi yang pertama dan kedua di tangan pemimpin mereka sendiri. Seperti juga sejarah runtuhnya negara-negara lainnya di dunia disebabkan oleh perpecahan internal. Apalagi jika Amerika sebagai penjaga Israel tenggelam dalam konflik dalam negeri dan masalah ekonomi yang akan mengubah sikapnya terhadap proyek zionisme. 

Inilah yang disebut kutukan dekade ke-8 yang sangat ditakuti oleh Israel karena dua negara Yahudi sebelumnya runtuh sebelum berumur 80 tahun. 

Kutukan dekade ke-8 ini menjadi perbincangan di media-media Israel yang membuat mereka ketakutan seperti orang sakit yang tidak ada obatnya. Mereka seperti memandang pada kuburan mereka sambil setiap hari berjalan ke arahnya sampai akhirnya jatuh ke dalamnya. 

Ketika kondisi seperti ini terjadi, maka sekutu Israel seperti Amerika, Eropa termasuk sekutu Israel di dunia Arab tidak akan bisa memperbaiki internal Israel atau menyelamatkannya dari kehancuran yang sudah pasti. 

Di lapangan, perpecahan Israel sudah terjadi sejek 5 tahun lalu dan Israel sudah menggelar 5 kali pemilu dan membangun kabinet, semuanya gagal tidak ada yang bisa menyelamatkan internal Israel dari perpecahan, tapi perang Topan Al Aqsha telah membuat mereka bersatu untuk sementara dan akan kembali meledak pasca berakhirnya perang ini. 

Saya tidak bicara kepada kalian berdasarkan mimpi, cita-cita dan harapan saya, tapi saya bicara apa yang ada di surat kebar mereka yang sesuai dengan situasi di lapangan, sesuai dengan apa yang dibicarakan oleh sejarawan, pemikir dan politisi mereka, dan itu adalah salah satu skenario yang sangat menakutkan bagi elites Israel dan juga sudah diperingatkan oleh presiden Israel dalam pidatonya sebelum perang Topan Al Aqsha meletus. 

Itu sebabnya, ada pemaksaan termasuk dari kelompok ekstrem untuk terus melanjutkan peperangan berapapun kerugian yang harus ditanggung demi menghindari potensi meledaknya konflik internal mereka dan memberi mereka obat penghilang kesadaran dari semua kerugian yang mereka derita. 

Dan kita melihat bagaimana keajaiban ayat-ayat Allah sangat jelas dan silih berdatangan sejak 7 Oktober silam. 

Kita meyakini satu demi satu keajaiban akan muncul pasca peperangan ini. 

Tapi perubahan ekstrem seperti ini membutuhkan kesabaran dan keyakinan. 

وَيَوۡمَٮِٕذٍ يَّفۡرَحُ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ ۙبِنَصۡرِ اللّٰهِ​ؕ‏

"Dan hari itu orang-orang mukmin akan bergembira dengan pertolongan Allah." {QS Ar Rum: 4-5} 

Dan hari esok sungguh sangat dekat.

👇👇
Baca juga :