MASA KAMPANYE baru dimulai pada 28 November mendatang. Namun keraguan atas netralitas pejabat negara dalam pemilihan presiden 2024 sudah mengemuka.
Juru bicara Anies Baswedan, Angga Putra Fidrian, menyoroti perilaku beberapa wakil menteri yang mencuat dalam dua hari terakhir. “Wakil menteri yang mengkampanyekan salah satu pasangan capres-cawapres itu menjadi masalah integritas individu pejabatnya,” kata Angga pada Selasa, 31 Oktober lalu.
Wakil menteri yang dimaksudkan adalah Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Raja Juli Antoni serta Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Paiman Raharjo. Keduanya menjadi sorotan dalam beberapa hari terakhir karena disinyalir turut mengkampanyekan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Jumat pagi, 27 Oktober lalu, Raja Juli Antoni mengunggah foto udara Pantai Kelapa Lima, Kupang, Nusa Tenggara Timur, di akun X—dulu Twitter—miliknya. Dia dalam perjalanan dinas di NTT untuk kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL), program pemerintahan Presiden Joko Widodo yang dijalankan oleh Kementerian ATR/BPN.
Yang menuai kontroversi, dalam unggahannya tersebut, Raja menuliskan "Selamat PAGI-Selamat Prabowo Gibran. Mendarat di Kupang. Hari ini di Kupang saya akan membagikan sertipikat dan wakaf kepada masyarakat. Semoga PAGI kawan-kawan semua penuh berkah.” Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu juga membubuhkan akun X milik partainya, Partai Gerindra, Prabowo, dan Gibran. Hingga kemarin, unggahan Raja tersebut telah dilihat 1,1 juta kali dan dibagikan 70 kali oleh pengguna X.
Raja kembali mencuitkan salam "PAGI" pada Ahad lalu. Unggahan terbarunya di media sosial tersebut turut mengutip pernyataan Kaesang Pangarep, Ketua Umum PSI yang juga putra Jokowi. "Pak Jokowi menang besar tahun 2019 di NTT. Semoga dengan rasa sayang dan cinta, Mas Gibran dan PSI juga menang besar di NTT pada pemilu yang akan datang," begitu pernyataan Kaesang yang dituliskan Raja. Kaesang, adik Gibran, sejak akhir pekan lalu juga berada di NTT untuk menghadiri beberapa kegiatan partainya.
Sementara itu, Paiman Raharjo turut disorot setelah rekaman video sebuah pertemuan yang diikutinya beredar luas di media sosial dan layanan pesan pendek, Senin lalu. Dalam video itu, Paiman bersama sejumlah orang membahas dukungan kepada Gibran. "Bapak-ibu, kita menindaklanjuti rapat yang kedua. Kita sudah sepakat membantu Mas Gibran untuk memenangkan pemilu di 2024," kata Paiman dalam video tersebut.
Mantan Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo itu mengatakan kepada peserta pertemuan bahwa hasil rapat sebelumnya telah disampaikan kepada Gibran. Paiman, masih dalam pernyataannya di video tersebut, meminta struktur kepanitiaan segera dibentuk. "Setelah rapat hasilnya apa, saya akan sampaikan kepada Pak Pratikno dan Pak Jokowi," kata dia.
Angga Putra Fidrian enggan menduga-duga ihwal siapa di balik manuver para wakil menteri yang diduga menyalahgunakan posisinya sebagai penyelenggara negara untuk mengkampanyekan Prabowo-Gibran tersebut. Angga hanya berharap Jokowi bisa menjaga netralitasnya kendati putranya, Gibran, ikut berlaga dalam pilpres 2024.
Dia mengatakan koalisi pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sejauh ini masih memegang pernyataan Joko Widodo dalam pertemuan dengan tiga bakal calon presiden di Istana Negara, Jakarta, Senin lalu. Kala itu, Jokowi berujar di depan Anies, Prabowo, dan Ganjar Pranowo bahwa ia akan bersikap netral. "Jadi kami hanya bisa berharap aparat tidak menjalankan inisiatif sendiri," kata Angga.
Menurut Angga, beberapa waktu terakhir timnya juga mengalami hambatan ketika hendak berkegiatan di sejumlah daerah. “Terakhir di Bandung, acara diskusi Pak Anies yang awalnya telah diberikan izin, tapi jadi tidak boleh,” ujarnya.
Acara yang dimaksudkan Angga adalah diskusi bertajuk "Demi Indonesia Pertiwi, Meluruskan Jalan Demokrasi". Sedianya, diskusi tersebut digelar di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, Jawa Barat, pada 8 Oktober lalu. Belakangan, pada hari pelaksanaan acara, gedung tersebut terkunci rapat sehingga diskusi dilaksanakan lesehan di luar gedung.
[Sumber: Koran Tempo, Rabu, 1 November 2023]