Siapa di Belakang Abu Ubaidah?
Oleh: Ustadz Ibnu Syarqi hafizhahullah
Sekira tiga pekan terakhir nama Abu Ubaidah jubir sayap militer Hamas Brigade Al Qassam menyedot perhatian masyarakat dunia. Kalimat-kalimatnya yang lugas dan tegas dalam berbagai kesempatan menyemangati para pejuang, menghibur rakyat Gaza yang teraniaya, dan tentu saja membuat dada para penjajah semakin sesak karena marah. Kain sorban merah yang menutupi seluruh muka kecuali kedua matanya menjadi ciri khasnya. Sampai anak saya yang masih TK bisa mengenali klo saya lagi menyimak berita Palestina, "Bah, itu Abu Ubaidah, Bah!"
Tapi, tahukah Anda siapa sosok yang berada di belakang Abu Ubaidah? Lisan siapa yang diwakilinya sebagai juru bicara?
Dialah sang maestro, pemimpin tertinggi brigade Al Qassam, Muhammad Ad Dhaif (محمّد ضيف) atau Abu Khalid.
Sosoknnya sangat misterius dan sulit dijangkau. Bahkan Israel telah menjadikannya target no 1 untuk dihabisi, namun selama 3 dekade (30 tahun) berulang kali operasi dilancarkan, 5 kali upaya penyergapan dan serangan yang menargetkannya secara personal, namun sang panglima selalu berhasil selamat dengan pertolongan Allah. Saking marahnya penjajah zionis melarang namanya disebut di tengah publik.
Tahun 2014 tempat tinggal Ad Dhaif dibom oleh pasukan penjajah, anak dan istrinya meninggal dunia. Namun lagi-lagi sang terget utama dengan pertolongan Allah masih bisa selamat. Konon menurut versi penjajah, Muhammad Ad Dhaif kehilangan sebelah matanya, sebelah tangan dan sebelah kakinya. Namun klaim ini belum mendapat konfirmasi dari pihak Ad Dhaif.
Siapa Ad Dhaif?
Lahir dengan nama lengkap Muhammad Diyab Ibrahim Al Misri di kemah pengungsian Khan Yunus, Gaza, pada tahun 1965.
Hidup bersama keluarga pengungsi dengan kondisi yang sangat prihatin. Semasa sekolah ia sering harus cuti beberapa waktu untuk membantu keluarganya bekerja. Namun keadaan itu tidak membuatnya menyerah hingga Ad Dhaif berhasil menyelesaikan kuliahnya di Universitas Islam Gaza.
Sejak awal Ad Dhaif aktif dalam organisasi pembebasan Palestina, ngaji kepada Syekh Ahmad Yasin (pendiri Hamas), hingga akhirnya menjadi bagian dari generasi awal Hamas. Menjelang kemunculan Hamas, Ad Dhaif sempat ditangkap Israel dan dipenjara tanpa pengadilan selama satu setengah tahun oleh penjajah.
Dalam perjalanannya Ad Dhaif menjelma menjadi salah satu tokoh kunci Brigade Al Qassam hingga akhirnya menjadi komandan tertinggi. Karena itulah ia menjadi terget utama perburuan pasukan penjajah. Ia dinobatkan sebagai orang paling bertanggungjawab atas berbagai luka yang diderita penjajah atas serangan yang dirancangnya.
Namun keberadaannya sangat sulit dilacak. Karena Ad Dhaif selalu berpindah pindah tempat. Konon itulah sebabnya ia dijuluki Ad Dhaif (ضيف) yang berarti 'tamu'.
Sebab lain, konon, Ad Dhaif tidak pernah menggunakan alat komunikasi yang terkoneksi seperti hp. Juga tidak pernah mau berfoto. Bahkan dalam berbagai statemen yang dirilis resmi Al Qassam, Ad Dhaif hanya merekam suara tanpa gambar. Namun suaranya saja sudah cukup bikin pasukan penjajah gemetar.
Jika Anda menemukan gambarnya di wikipedia maka itu gambar zaman dulu sekali, ketika Ad Dhaif masih muda.
Terakhir suara Ad Dhaif mencul dalam rekaman suara (Mei 2021), mengancam penjajah, bahwa: "Jika mereka tidak menghentikan kezaliman terhadap penduduk Palestina di perkampungan Syekh Jarrah maka penjajah akan membayarnya dengan harga yang mahal."
(Dikutip dan diterjemahkan dari berbagai kanal berita)