[PORTAL-ISLAM.ID] Rasulullah SAW pernah selamat dari upaya pembunuhan yang dilakukan wanita Yahudi. Konspirasi tersebut dilakukan melalui racun yang ditabur di paha kambing dan disajikan kepada beliau.
Nabi sangat menyukai paha kambing. Karena itu wanita Yahudi berencana untuk meracuni Nabi Muhammad dengan daging paha kambing yang telah ditaburi racun.
Dalam Shahih al-Bukhari diceritakan mengenai Nabi Muhammad yang selamat meski telah memakan daging beracun.
Peristiwa ini terjadi pasca perang Khaibar.
Perang Khaibar adalah pertempuran yang terjadi antara umat Islam yang dipimpin Nabi Muhammad ﷺ dengan umat Yahudi yang hidup di oasis Khaybar, sekitar 150 km dari kota Madinah.
Khaibar adalah daerah subur yang menjadi benteng utama Yahudi di jazirah Arab. Terutama setelah Yahudi di Madinah ditaklukkan oleh Rasulullah ﷺ.
Pertempuran ini berakhir dengan kemenangan umat Islam, dan Nabi Muhammad ﷺ berhasil memperoleh ghanimah, harta, senjata, dan dukungan kabilah setempat.
Dari Abu Haurairah bahwa ketika Khaibar ditaklukkan, Rasulullah SAW diberi hadiah seekor kambing beracun.
Diceritakan bahawa seorang wanita yahudi bernama Zainab binti Harits yaitu isteri Salam bin Masykam menghadiahkan daging kambing beracun kepada Rasulullah di Khaibar.
Zainab bertanya bagian kambing mana yang paling disukai Rasulullah, lalu diberitahu bahwa Baginda paling menyukai paha kaki kambing bahagian depan. Zainab meletakkan lebih banyak racun di bagian itu.
Lalu, ketika Rasulullah mengambil bagian kaki depan, Baginda mengambil sepotong daging dari bagian itu dan tidak mengunyahnya. Namun, salah seorang sahabat Nabi yaitu Bisyr bin Al-Barra’ yang turut makan meninggal dunia.
Ketika Rasulullah memuntahkan daging itu, Bisyr juga memuntahkan daging yang dia makan, kemudian Baginda bersabda: “Jauhkan tangan kamu (dari daging itu) karena kaki depan kambing ini memberitahu kepadaku bahawa ia telah diperlakukan secara zalim.”
Ketika Bisyr meninggal dunia, maka perempuan yahudi itu juga dihukum mati kerana perbuatannya sendiri.
Rasulullah berbekam dan meminta para sahabat yang memakan daging kambing itu juga untuk berbekam. Pengaruh racun itu dirasakan Rasulullah hingga sebelum Baginda wafat.
Dalam riwayat Bukhari, Aisyah r.a., mengatakan: “Nabi Sollallaahu ‘Alaihi Wasallam berkata pada waktu sakit yang membawanya meninggal dunia: “Wahai Aisyah, aku masih merasakan sakitnya racun makanan yang aku makan di Khaibar, kini sudah tiba waktunya saraf punggungku terputus kerana racun itu.”
Saat kejadian diracun di Khaibar, Rasulullah SAW langsung bersabda, 'Tolong kumpulkanlah orang-orang Yahudi yang ada di sini.' Maka mereka dikumpulkanlah di hadapan beliau.
Lalu Rasulullah SAW berkata, 'Saya akan bertanya kepada kalian tentang sesuatu, apakah kalian akan menjawab dengan jujur? ', mereka menjawab; 'Ya, wahai Abu Qasim (Nabi Muhammad SAW).'
Lalu Rasulullah SAW bertanya: 'Siapakah ayah kalian? ' Mereka menjawab; 'Ayah kami si fulan.' Kemudian Rasulullah SAW bersabda, 'Kalian bohong! tetapi ayah kalian adalah si fulan.'
Mereka menjawab; 'Baginda benar.' Lalu beliau bersabda kepada mereka, 'Apakah kalian akan jujur jika saya tanya tentang sesuatu? ' Mereka menjawab, 'Ya, dan jika kami berbohong niscaya baginda mengetahuinya, sebagaimana baginda mengetahui ayah-ayah kami.'
Rasulullah bertanya kepada mereka: 'Siapakah penghuni neraka? ' Mereka menjawab; 'Kami berada di dalamnya sebentar, kemudian baginda menggantikan kami di dalamnya.'
Maka Rasulullah SAW berkata kepada mereka, ‘Terhinalah kalian di dalamnya! Demi Allah SWT kami tidak akan menggantikan kalian di dalamnya selamanya."
Lalu Nabi SAW bertanya kepada mereka, "Apakah kalian akan berkata jujur terhadap pertanyaan yang akan kutanyakan kepada kalian?", mereka menjawab, ‘Ya.’
Beliau bersabda, "Apakah kalian membubuhi racun pada (daging) kambing tersebut?" Mereka menjawab, "Ya," beliau bertanya, "Apa yang menyebabkan kalian berbuat demikian?" Mereka menjawab, "Kami ingin terbebas (dengan matinya Nabi SAW) jika baginda seorang pembohong, dan jika baginda benar seorang Nabi maka (racun itu) tidak bakalan mencelakai baginda."
Dalam riwayat lain dijelaskan, bahwa orang yang memberikan racun dalam daging adalah seorang wanita Yahudi. Ketika Nabi memakannya, dia baru mengetahuinya. Kemudian Nabi menghentikan makan dan melakukan bekam di tengkuknya. Namun para sahabat yang terlambat diobati, akhirnya meninggal dunia.
*Rujukan: Kitab Sirah Nabawiyyah (Dr Ali Muhammad As-Shallabi)