KALAU TIDAK MEMILIKI AMBISI, NGAPAIN IKUT BERKOMPETISI?
Oleh: Azwar Siregar
Saya merasa bingung dengan berbagai Bullyan kepada Pak Prabowo. Paling sering misalnya tuduhan kalau beliau adalah Capres yang sangat ambisius.
Alasan orang-orang yang menuduh Pak Prabowo sangat ambisius karena sudah berkali-kali kalah, tapi kok belum menyerah ya?
Ntar... ntar, tapi bukannya bagus ya sifat pantang menyerah itu. Apalagi tujuannya demi kebaikan. Mengejar cita-cita yang mulia. Memuliakan bangsa Indonesia.
Kenapa hal atau sifat baik ini malah dianggap tidak baik oleh orang-orang yang membully Pak Prabowo ya?
Menurut saya sih karena para Pembully ini bukan orang-orang yang cerdas. Tapi kelompok orang berhati keras. Kepala cepat panas. Suka ngegas dan Ujung-ujungnya ya turun kelas!
Mau dokter kek, pengusaha kek, pengidap ambeien kek, Adian Napitupulu kek, sama saja, orang-orang ini cuma pemalas yang bermental culas.
Kalau cerita ambisi, emang Ganjar atau Anies ngga ambisius juga?
Lucu aja rasanya kalau ada Capres yang dianggap tidak ambisius. Ibarat atlet yang sedang berkompetisi tapi tidak punya ambisi. Juara boleh, ngga juara juga ngga masalah. Paling ntar bayar hutang kampanye model ke Bang Sandi, hi...hi...hi...
"Tapi ambisinya jangan berlebihan dong bang?"
Ok. Sekarang kita anggap para Capres kita ini ibarat orang yang menuju ke sebuah Pulau. Mau mengambil harta karun buat kita bersama. Namanya perjuangan yang juga merupakan perjalanan, butuh Kapal dan Modalkan?
Pak Prabowo sudah punya Kapal sendiri. Namanya Gerindra. Sementara Anies pinjam Kapal Pak Surya Paloh. Dan Ganjar minjam punya Bu Mega.
Pak Prabowo juga sudah menyiapkan dana. Sementara Anies dan Ganjar minta didanai orang lain.
Pada poin ini, siapa Capres yang benar-benar bisa kita harapkan?
Yang jelas, Anies dan Ganjar kelak harus bertanggung jawab mengembalikan modal orang. Mau diakui atau tidak diakui memiliki kontrak politik sama pemilik Kapal. Sementara Pak Prabowo, ya kontrak politiknya sama rakyat aja.
Kalau gini udah paham kan?
(fb)