Oleh: Heri Latief
Dengar podcast-podcast non Muslim yang mengundang nara sumber tokoh Islam, lalu memberi respek dan ketertarikan pada Islam. Jadi ingat ceramahnya Gus Baha. Soal pilihan Rasulullah melakukan gencatan senjata dalam Perjanjian Hudaibiyah. Bahwa selain pilihan langit, ia adalah cermin kepercayaan diri Rasulullah.
Bahwa Islam adalah agama hati dan akal. Ia menarik hati dan memenuhi tuntutan nalar. Dan agar keduanya bekerja dengan maksimal, harus ada ruang bebas bicara, dialektika, bahkan beri kesempatan non-muslim mempersoalkan. Dan itu terjadi, jika situasinya ada dalam damai.
Maka ketika orang Quraisy meminta gencatan sejata dimana saat itu Islam dalam peluang memenangkan peperangan, lalu Rasulullah menerima, situasi bagi mereka seperti: keluar dari satu lubang (tak jadi dihancurkan), masuk ke lubang lainnya (dakwah Islam makan bersinar).
Perang bagi Islam adalah respon dan konsekuensi atas sebab-sebab yang memungkinkan perlu angkat senjata. Tapi jika sebab-sebab itu tidak ada, maka SETELAN PABRIK-nya adalah hikmah, nasehat dan dialektika.
(*)