"Semua gara-gara Hamas, demi politik menyengsarakan rakyat Gaza."
Kata kawan ngopi pagi ini. Seorang dari meja lain menimpali hal serupa.
Dan banyak di Indonesia yang berkomentar serupa. Kena cuci otak zionis.
Mereka mungkin lupa atau tidak tahu. Pada 22 September 2023 Netanyahu dalam pidatonya di depan Majelis Umum PBB menampilkan peta Timur Tengah yang baru. Di situ tidak ada lagi PALESTINA.
Pernyataan Netanyahu gamblang, bahwa "normalisasi" berarti menghapus keberadaan PALESTINA.
Mengutip ustadz Salim A. Fillah. Dalam catatan perjuangan Indonesia kita lihat kemerdekaan Indonesia bukan didapat tanpa korban. Dan sama, di masa itu juga para buzzer penjajah menuduh para pejuang sebagai TERORIS. Orang yang menyakiti rakyat. (lihat gbr dibawah).
Kalau saat ini HAMAS tidak bergerak, PALESTINA akan segera terhapus dari peta. Karena sekarang pun nyaris tak ada pembelanya. Hanya omongan di sekeliling meja. Padahal Negara-negara Arab punya kekuatan besar berupa minyak dsb. Seperti yang dulu dilakukan Raja Faisal.
Kita yang tak punya kekuasaan besar, ikut perang dengan jalur sosmed. Dan itu juga hantaman besar selain aksi boikot.
Lihat produk-produk itu sekarang panik obral, bahkan ada yang diskon sampai di atas 50 persen.
Lihat video di postingan sebelumnya. Buzzer juga mulai didekati.
Jangan tergoda. Terus bersuara.
This is the way, bro.
(Sayid Fadhil Asqar)
Tidak heran jika para pejuang di Gaza dan daerah lain di Palestina disebut teroris, perusuh, dan label lainnya oleh Zionis Israel, Amerika Serikat, sekutu dan pendukungnya.
— Azzam Mujahid Izzulhaq (@AzzamIzzulhaq) October 29, 2023
Bung Karno dan seluruh para pejuang kemerdekaan Indonesia terdahulu pun dilabel demikian juga oleh… pic.twitter.com/ecjOSy3mrS