Mohammad Fauzil Adhim:
Jangan pernah meremehkan peranmu, dalam kebaikan maupun keburukan, meskipun tampaknya sangat kecil dan tidak memiliki pengaruh apa pun. Ingatlah, sesungguhnya tiupan cicak pada api yang membakar Nabi Ibrahim ‘alaihissalaam tidaklah memberi pengaruh yang berarti. Sekuat-kuatnya tiupan seekor cicak tidak menjadi api berkobar-kobar sangat besar. Tetapi tindakan itu telah cukup untuk menjadikannya buruk hingga seluruh keturunannya.
Ingatlah ketika Ummu Syarik radhiyaLlahu 'anha, seorang shahabiyah, mengingatkan bahwa Rasulullah ﷺ memerintahkan untuk membunuh cicak. Beliau ﷺ bersabda:
كَانَ يَنْفُخُ عَلَى إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَام
"Dahulu cicak ikut membantu meniup api (untuk membakar) Ibrahim 'alaihissalam." (HR. Bukhari).
Karena itu, sekecil apa pun peran yang dapat kita ambil, lakukanlah selama hal itu merupakan kebaikan. Sekurang-kurangnya kita menemani mereka yang sedang berusaha melindungi imannya, sedang memperbuat kebaikan, sedang memperjuangkan kemuliaan agamanya sebagaimana anjingnya Ashhabul Kahfi menjadi mulia.
Akan jauh lebih baik kalau kita menjadi pembuka kebaikan dan penutup pintu-pintu keburukan. Bukan sebaliknya, menjadi pembuka keburukan dan menutup pintu-pintu kebaikan.
Mereka yang menjadi pelopor, boleh jadi langkahnya tak terlihat dan terasa manfaatnya di saat itu, tetapi ia membawa pahala (atau dosa kalau menjadi pelopor keburukan) paling besar di antara yang lain.