Hamas tidak berencana menyerang festival musik, kata laporan investigasi Israel

🔴Hamas tidak berencana menyerang festival musik, kata laporan Israel.

🔴Investigasi polisi pertama terhadap festival Supernova juga menemukan bahwa pasukan Israel bertanggung jawab atas beberapa kematian.

Pejuang Hamas yang menyerang sebuah festival musik di Israel pada tanggal 7 Oktober, menewaskan ratusan orang, kemungkinan besar tidak mengetahui sebelumnya tentang acara tersebut dan memutuskan untuk langsung menargetkannya, media Israel melaporkan dengan mengutip polisi dan sumber keamanan.

Menurut salinan laporan pertama polisi Israel mengenai serangan tersebut, yang diperoleh minggu ini oleh Channel 12 Israel, para pejuang Palestina awalnya bermaksud menyerang kibbutz Re’im di dekatnya serta desa-desa lain di dekat perbatasan Gaza. Mereka mengetahui festival musik tersebut dengan drone dan dari udara saat mereka terjun payung ke Israel.

Sekitar 4.400 orang dilaporkan menghadiri acara pada hari Sabtu itu ketika Hamas menerobos penghalang keamanan tinggi Israel – yang mencakup sistem radar dan sensor bawah tanah – dan menyerang pos militer dan desa-desa di Israel selatan, menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, menurut pihak berwenang Israel. 

Hari Sabtu (18/11/2023), surat kabar Israel Haaretz melaporkan bahwa “penilaian yang berkembang di lembaga keamanan Israel” berdasarkan penyelidikan polisi dan interogasi terhadap anggota Hamas yang ditangkap, adalah bahwa kelompok tersebut tidak berencana untuk menargetkan acara tersebut.

Meskipun polisi menemukan peta lokasi target pada jenazah anggota Hamas yang terbunuh, tidak ada satu pun yang menunjukkan lokasi festival tersebut. Temuan tambahan yang mendukung penilaian tersebut, menurut Haaretz, adalah bahwa militan Hamas tidak mendekati festival tersebut dari arah perbatasan tetapi dari jalan raya terdekat. Hal ini menunjukkan festival musik tidak menjadi target awal serangan Hamas.

Selain itu, acara tersebut semula dijadwalkan berlangsung dua hari pada hari Kamis dan Jumat, sedangkan hari Sabtu (7 Oktober) baru ditambahkan ke program hanya pada hari Selasa (3/10) minggu itu.

Laporan tersebut juga menemukan bahwa sebagian besar pengunjung festival telah meninggalkan acara tersebut pada saat Hamas muncul dan pembantaian dimulai.

“Sebagian besar [orang-orang yang berada di acara tersebut] berhasil melarikan diri setelah keputusan untuk membubarkan acara tersebut dibuat empat menit setelah serangan roket (serangan roket Hamas ke kota-kota Israel),” menurut sumber senior polisi yang dikutip oleh Haaretz.

Investigasi polisi juga menemukan bahwa sebuah helikopter militer Israel menembaki para penyerang (Hamas) tetapi juga mengenai beberapa orang yang menghadiri festival tersebut. Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan, Haaretz melaporkan.

“Penyelidikan atas insiden tersebut mengungkapkan bahwa sebuah helikopter tempur [militer Israel] yang tiba di lokasi kejadian dari pangkalan Ramat David menembaki para teroris dan tampaknya juga mengenai beberapa orang yang bersuka ria di sana,” laporan berita tersebut mengutip seorang pejabat polisi yang tidak disebutkan namanya.

Laporan polisi juga merevisi jumlah korban tewas akibat serangan itu menjadi 364, termasuk 17 petugas polisi, naik dari 270 orang. Laporan tersebut menyebutkan jumlah pengunjung festival yang diculik menjadi 40 orang.

Menanggapi serangan Hamas, Israel melancarkan serangan darat dan udara di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 12.000 warga Palestina, termasuk 5.000 anak-anak, menurut otoritas kesehatan Palestina. Sebagian besar Jalur Gaza berada dalam reruntuhan dan blokade total yang diberlakukan Israel terhadap wilayah tersebut telah membuat penduduknya tidak bisa mendapatkan cukup makanan, air, bahan bakar dan pasokan medis, yang semuanya kini berada pada tingkat yang sangat rendah.

(Sumber: ALJAZEERA)
Baca juga :