BERGURU KEPADA SALAF
Oleh: Ustadz Irsyad Syafar
Salaf terbaik adalah 3 generasi pertama yang telah dipuji oleh Rasulullah Saw. Dan yang pertama dari 3 generasi tersebut adalah para sahabat. Merekalah yang bertemu langsung dengan Rasulullah dan beriman kepadanya. Maka mereka adalah yang terbaik dari yang terbaik. Bila kita ingin menjadi yang terbaik, merekalah panutan kita. Dan siapa yang meniru dan mengikuti mereka, layak disebut sebagai seorang salafi. Walaupun dia sendiri tidak usah mengklaim itu untuk dirinya. Biarlah orang lain saja yang mengakui hal itu.
Ada seorang lelaki yang bernama Tsumamah bin Atsal. Dia seorang bangsawan dan pemimpin dari daerah Yamamah (utara Makkah). Tsumamah yang masih kafir ini berhasil ditawan oleh sekelompok pasukan Rasulullah Saw dan kemudian dibawa ke Madinah. Beberapa hari dia diikat di dekat Masjid Nabawi. Sampai kemudian dia dibebaskan oleh Rasulullah dan masuk Islam.
Dalam shahih Bukhari, Abu Hurairah menceritakan sikap Tsumamah begitu baru masuk Islam dan baru saja selesai membaca dua kalimat syahadat. Ia berkata kepada Rasulullah:
"Dahulu, tidak ada wajah yang paling aku benci selain wajah engkau. Sekarang wajahmu-lah yang paling aku cintai. Demi Allah, dahulu tidak ada agama yang paling aku benci di muka bumi ini, selain agamamu. Sekarang agamamu-lah yang paling aku cintai. Demi Allah, dahulu tidak ada negeri yang paling aku benci selain negerimu ini. Tapi sekarang, negeri inilah yang paling aku cintai."
Kemudian Tsumamah meminta izin kepada Rasulullah Saw untuk melaksanakan umrah. Rasulullah sangat berbahagia mendengarkan permintaan tersebut. Beliau memberikan kabar gembira kepada Tsumamah dan memerintahkannya untuk pergi umrah.
Sesampainya di Makkah, orang-orang kafir Quraisy mengintrogasi Tsumamah, apakah ia sudah pindah agama atau masih kafir. Pertanyaan ini tentu bermaksud mengancam dan menekan Tsumamah. Apalagi Tsumamah berada di sarang Quraisy. Tetapi, dengan tegas Tsumamah memberi jawaban: "Saya sudah masuk Islam, mengikut Rasulullah Saw!"
Tidak cukup sampai disitu saja jawaban Tsumamah kepada kafir Quraisy. Dia malah balik mengancam, "Demi Allah, mulai sekarang, tidak akan ada satu biji gandumpun dari Yamamah akan masuk ke Makkah, kecuali kalau Rasulullah mengizinkan!" Akibatnya Quraisy tak berkutik dan tidak berani mengganggu Tsumamah.
Kemudian Tsumamah kembali ke negerinya Yamamah. Dia perintahkan kaumnya agar memboikot Quraisy secara ekonomi, jangan ada yang menjual gandum ke mereka. Akibat boikot dan embargo ini kafir Quraisy mengalami keguncangan. Sebab gandum adalah kebutuhan pokok dan sangat vital bagi kehidupan dan ekonomi mereka.
Akhirnya, terpaksa Quraisy berkirim surat kepada Rasulullah, memohon agar Rasulullah memerintahkan Tsumamah untuk menghentikan boikot tersebut. Mereka bujuk-bujuk Rasulullah Saw dengan alasan silaturrahim. Sehingga Rasulullah Saw kemudian menyuruh Tsumamah menghentikan boikot tersebut.
Kisah ini diceritakan lebih rinci oleh Ibnu Hajar Al 'Asqalani dalam Fathul Baari dan Ibnu Katsir dalam kitabnya Al Bidayah wan Nihayah.
Pelajaran:
1. Salaf itu, baru saja masuk Islam, belum ikut banyak kajian, tapi langsung menjadi pemberani kepada musuh (bukan kepada kawan), pembela Islam, cinta kepada Islam dan negeri kaum muslimin serta bersikap keras/tegas kepada orang kafir. Bahkan keberanian itu diungkapkannya di sarang lawan. Ini menunjukkan kualitas aqidah dan imannya bukan sekedar ucapan (tidak kaleng-kaleng).
2. Tsumamah ini langsung membuat sebuah perang terhadap quraisy. Yaitu perang ekonomi. Hari ini perang tersebut dinamakan dengan boikot atau embargo. Perang ekonomi ini tidak kalah dahsyatnya dengan perang bersenjata. Justru perang jenis ini bisa melumpuhkan suatu bangsa dan membuatnya menjadi lemah dan terjajah. Jadi, jangan sepelekan boikot dan embargo itu. Sangat besar efek dan pengaruhnya.
3. Boikot yang dilakukan oleh Tsumamah ini berhasil membuat quraisy menjadi lemah dan rendah. Terpaksa mereka "menghiba" (memohon) kepada Rasulullah untuk dihentikan. Rasulullah Saw akhir menyuruh Tsumamah untuk kembali menjual gandum ke Makkah. Tapi, Rasulullah Saw tidak mengingkari apa yang sudah dilakukan oleh Tsumamah. Ini menunjukkan boikot dan embargo itu adalah suatu yang syar'i dan pernah dilakukan oleh Sahabat.
4. Perang ekonomi terhadap kafir Quraisy, bukanlah barang baru bagi Rasulullah Saw. Beliaupun telah melakukan itu. Di awal-awal keberadaan Beliau di Madinah, perang yang pertama Beliau lakukan adalah perang ekonomi. 3 kali berturut-turut di tahun 1 Hijriyah, Rasulullah mengirim sejumlah pasukan untuk menghadang kafilah dagang kafir Quraisy yang dari Makkah ke negeri Syam atau sebaliknya.
Ibnu Ishaq menyebutkan 3 kali sariyah (pleton tempur) yang dikirim Rasulullah Saw adalah: Al Abwa, Buwath dan Al 'Usyairah. Bahkan perang Badar pun terjadi karena hal yang sama. Tujuannya adalah memukul perekonomian Quraisy dan mengganggu jalur perdagangan mereka ke negeri Syam.
5. Salaf itu karakternya adalah, bagaimana menguatkan barisan umat Islam dan melemahkan kekuatan musuh-musuh Islam. Terutama yang jelas-jelas sedang melakukan penindasan, pelecehan dan penjajahan kepada Islam, kaum muslimin dan syiar/simbol-simbolnya.
Kalau anda ingin menjadi pengikut salaf sejati, jangan ragu-ragu untuk melemahkan kekuatan musuh Islam. Mulailah dari yang mungkin dan yang bisa anda lakukan. Walaupun hanya anda seorang diri. Apalagi kalau anda punya banyak teman, pengikut dan follower. Akan sangat besar pengaruhnya kepada musuh, dan akan berat timbangan pahalanya di sisi Allah Ta'laa.
Wallahu A'laa wa A'lam.