Ayahku, dia setiap hari hanya menunggu kemunculan dan kabar dari Abu Ubaida, “Oh Saad, demi Tuhan, saya belum tidur sejak perang Gaza dimulai”

[PORTAL-ISLAM.ID]  Dia setiap hari menunggu kemunculan Abu Ubaida (jubir Al Qassam) dan kabar yang disampaikannya, mendengarkannya sambil berdiri.

Syekh berusia delapan puluh tahun ini berkata kepada saya, “Oh Saad, demi Tuhan, saya belum tidur sejak perang Gaza dimulai.”

Semua percakapannya dengan kami adalah tentang Gaza. Dia menyampaikan berita kepada kami dengan sangat antusias, suara gemetar, dan secercah kesedihan yang Anda lihat di matanya. Dia menyampaikan apa yang dilakukan musuh hari ini di lingkungan Khan Yunis di Gaza, Beit Lahia, dan Jabalia... Dia tidak berpartisipasi dalam topik, diskusi, atau pembicaraan apa pun kecuali yang berhubungan dengan Gaza, Gaza saja...

Dia mengikuti semua detail dan berita tentang Gaza dengan tepat.

Beliau sering mendoakan kemenangan, kesabaran, dan ketabahan bagi masyarakat Gaza, dan Beliau tidak akan meninggalkan kami di rumahnya tanpa memberi tahu kami, “Berdoalah untuk Gaza dan jangan lupa mendoakannya.”
Terkadang dia menyalahkan negara-negara Arab dan menjadi sangat marah terhadap bangsanya (yang tak berbuat apa-apa)... kemarahan yang tidak berdampak pada keseimbangan perang, namun justru berdampak pada dirinya dan kesehatannya...

Kita berkali-kali gagal menjauhkannya dari berita perang ini karena takut akan dampaknya terhadap kesehatan fisik dan psikologisnya.

Semoga Tuhan melindungi dia, syekhku dan ayahku, dia memainkan peran utama dalam menanamkan dalam jiwa dan hati nurani kita cinta Palestina..

Tweet ini sama sekali bukan untuk berkeluh kesah, semoga Allah menjadi saksinya, namun marilah kita tunjukkan bahwa Banjir Al-Aqsa adalah banjir kesakitan yang menimpa semua orang dan hingga saat ini masih menyisakan darah mata dan hati, dan tentu saja Syekh Agung ini tidak terkecuali untuk tidur meninggalkan matanya..

سعد السعيدي (@salsaeedi)
Baca juga :