Apa yang akan terjadi kepada penduduk Gaza kalau tidak ada pasukan Hamas?
Oleh: Ustadz Anshari Taslim
Sebagaimana diketahui bahwa Israel mundur total dari jalur Gazza setelah tak tahan serangan intifadhah kedua sejak tahun 2000, hingga akhirnya perdana menteri israel saat itu Simon Peres memerintahkan seluruh penduduk Yahudi di jalur Gaza untuk pindah. Akibatnya Gaza kosong dari kekuasaan Israel, bahkan tak ada kantor polisinya di sana.
Gaza satu-satunya wilayah Palestina yang 'merdeka' dari Israel, tidak seperti Tepi Barat yang tetap dikontrol oleh Israel walaupun disana ada Pemerintahan Palestina. Pemerintahan Palestina yang berkedudukan di Tepi Barat hanya pemerintahan boneka, yang presidennya dan perdana menterinya ditentukan oleh AS.
Secara pemerintahan Gaza ini kawasan merdeka, sayangnya dia dikepung (darat, laut, udara) dan dikhianati oleh tetangganya yaitu Mesir yang turut mengepungnya sehingga warga Gaza di era Presiden Husni Mubarak tetap tak leluasa. Keluar masuk mereka seperti pengungsi liar yang tidak diperlakukan layaknya warga sebuah negara merdeka.
Barulah di era pemerintahan Mursi mereka seperti mendapat angin segar karena terbukanya pintu perbatasan Rafah lebih luas dari sebelumnya. Tapi setelah As-Sisi Al-Mujrim berkuasa maka warga Gaza kembali terkepung bahkan seperti saat ini lebih parah daripada era Mubarak.
Israel sesungguhnya berusaha kembali merebut tanah Gaza ini tapi tak bisa tembus karena adanya gerakan perlawanan berpusat di sana.
Itulah mengapa Israel sangat berkepentingan agar semua gerakan perlawanan baik Hamas maupun Jihad Islami dimusnahkan, agar mereka bisa masuk kembali dan mengontrol jalur Gaza meski dengan kamuflase di bawah pemerintahan PLO yang telah berhasil mereka jinakkan.
Bila itu terjadi, maka keadaan akan kembali sebelum tahun 1980 di mana pencaplokan demi pencaplokan terus berlangsung seperti halnya di Tepi Barat. Wilayah Palestina di Tepi Barat yang tadinya luasnya 3 kali lipat jalur Gaza kini tinggal seperempatnya. Itupun terbengkalai tak terurus akhirnya berada di bawah kontrol pos-pos militer Israel. Makanya di Tepi Barat tidak akan bisa berkembang gerakan perlawanan, sebab mudah dideteksi israel.
Sehingga bisa disimpulkan bila gerakan perlawanan sepeti Hamas dimusnahkan seperti harapan para pengikut ruwaibidhah model Riyadh Badjrey, Ar-Razi Hasyim dll, maka Israel akan kembali bisa leluasa mengontrol warga Palestina dan mulai menyusun rencana baru untuk kembali merebut Sinai dari tangan Mesir karena itu adalah tanah yang masuk dalam proposal Zionisme (Israel Raya).