SAMA BAHLULNYA

SAMA BAHLULNYA

Oleh: Joko Intarto

Setelah gagal merelokasi warga Pulau Rempang ke Pulau Galang, pemerintah kembali merayu warga agar bersedia dipindahkan ke Tanjung Banon. Menurut Google, Tanjung Banon adalah perkampungan di bagian selatan Pulau Rempang.

Pertanyaannya, mengapa pemerintah begitu nafsu memindahkan warga dari kampungnya sendiri? Mengapa bukan perusahaan itu yang dipaksa pindahkan ke lokasi lain, walau di pulau yang sama?

Kalau syaratnya harus di pinggir pantai, bukankah masih banyak lokasi di sepanjang pantai Pulau Rempang yang kosong?

Melihat ngototnya para pejabat, saya jadi bertanya-tanya: Apa ada potensi atau kekayaan alam tertentu di kampung yang diincar investor. Entah apa. Belum terungkap.

Padahal dengan menggeser lokasi pabrik, biaya sosial pasti lebih kecil. Mumpung bangunan pabriknya belum ada. 

Dengan menggeser pabrik, tidak perlu membuat proyek pembangunan ribuan rumah baru, penyediaan lahan hunian baru dan lain-lain yang menyedot anggaran besar.

Di mana-mana investor tidak mau berurusan dengan konflik sosial. Hanya di Negeri Wakanda ada investor yang pilih berkonflik ketimbang hidup rukun bersama masyarakat lokal.

Generasinya memang sudah berganti. Tetapi kebahlulannya masih sama: Kalau bisa dipersulit, mengapa harus dipermudah? Kalau bisa dimahalkan, mengapa harus digratiskan?

(fb)

Baca juga :