Oleh: Azwar Siregar
Saya kira kalau tidak berusaha bersikap munafik, maka semua Capres yang akan berlaga di Pilpres 2024 yang akan datang pasti berharap dukungan Presiden Petahana. Dalam hal ini Pak Jokowi.
Dukungan Presiden Petahana sama artinya dengan salah satu kaki sudah berada di Istana Merdeka. Ditambah kalau Presiden Petahananya memiliki basis massa atau relawan yang solid dan militan. Banyak lagi!
Sekalipun saya sering mengambil sikap berseberangan dengan kebijkan Pak Jokowi, tapi saya harus mengakui, beliau sosok yang sangat fenomenal.
Tidak usah buru-buru menghujat saya. Selagi anda-anda masih mengidolakan salah satu Bacapres yang akan maju di Pilpres 2024, secara tidak langsung harus bersikap sama dengan saya. Karena semua Bacapres 2024 mengidolakan Pak Jokowi. Mulai dari Pak Prabowo, Mas Ganjar sampai Bang Anies.
Pak Prabowo misalnya adalah Menteri dan sahabat akrabnya Pak Jokowi. Mas Ganjar berkali-kali berusaha "menjadi" Little Jokowi, sekalipun gagal. Sementara Bang Anies adalah mantan Jubir dan Timses Pak Jokowi. Pernah jadi menteri juga walaupun berakhir dipecat.
Pak Jokowi memang fenomenal. Harus diakui. Sepanjang sejarah berdirinya Negara kita, cuma Pak Jokowi yang memiliki basis massa diluar Parpolnya yang begitu militan dan solid. Bahkan ditasbihkan dengan namanya "Jokower".
Sebelumnya kita tidak pernah mendengar istilah Sukarnoer, Hartoer, Habibier, Gusduer, Megawater, atau SBYer. Memang ada istilah Sukarnois dan Gusdurian. Tapi keduanya adalah sebutan untuk Pengagum Bung Karno dan Gusdur. Khususnya buah pikiran kedua tokoh besar tersebut. Tapi sekali lagi mereka bukan pendukung Politik Praktis.
Sebaliknya Jokower adalah kumpulan relawan pendukung Pak Jokowi secara politik. Militansinya mengalahkan Anggota Parpol. Mereka mendukung tidak ada hubungannya dengan kekaguman terhadap ide atau buah pikiran Pak Jokowi. Rata-rata kalau ditanya, kekaguman mereka berawal dari sikap dan kesederhanaan Pak Jokowi. Kalau disederhanakan bisa disebut "cinta". Ukuran dan alasannya sangat abstrak. Tapi militansinya melampau batas.
Merah-putihnya Relawan seperti Jokower ini tergantung kepada Pak Jokowi. Kalau Pak Jokowi bilang merah, maka mereka akan merapat ke Banteng. Tapi kalau sekarang mereka merapat ke Putih (Gerindra), ya artinya atas restu dan ijin Pak Jokowi juga.
Jadi membaca arah dan dukungan Pak Jokowi dan keluarga sangat sederhana kalau menggunakan metode pembuktian seperti ini. Tapi akan sangat sulit kalau menunggu sikap resmi. Bagaimanapun, saya meyakini, sampai Pilpres berlangsung nanti, Pak Jokowi kemungkinan tidak akan pernah secara terbuka menunjukkan arah dukungannya.
Sebagai orang Jawa, Pak Jokowi lebih senang menggunakan kode-kode tertentu untuk menunjukkan arah dan dukungan beliau. Para pendukung beliau, kecuali yang benar-benar bloon seperti Denny Siregar dan Eko Kunthadi pasti sudah bisa membaca bahasa isyarat yang berkali-kali sudah disampaikan Pak Jokowi. Tidak perlu menunggu Mas Gibran mesti jadi Cawapresnya Pak Prabowo....
(fb)