Mereka yang terus berjaga di Tanah Suci Baitul Maqdis beserta sekelilingnya dan tidak memilih untuk lari menjauh adalah para lelaki agama ini yang memenuhi janjinya.
RasuluLlah ﷺ bersabda:
أَوَّلُ هَذَا الْأَمْرِ نُبُوَّةٌ وَرَحْمَةٌ ثُمَّ يَكُونُ خِلَافَةً وَرَحْمَةً ثُمَّ يَكُونُ مُلْكًا وَرَحْمَةً ثُمَّ يَكُونُ إِمَارَةً وَرَحْمَةً ثُمَّ يَتَكادَمُونَ عَلَيْهِ تَكادُمَ الْحُمُرِ فَعَلَيْكُمْ بِالْجِهَادِ وَإِنَّ أَفْضَلَ جهادِكُمُ الرِّبَاطُ وَإِنَّ أَفْضَلَ رباطِكُمْ عَسْقَلَانُ
“Awal urusan ini adalah kenabian dan rahmat, kemudian berikutnya kekhilafahan dan rahmat, kemudian berikutnya kerajaan dan rahmat, kemudian berikutnya pemerintahan dan rahmat, kemudian mereka saling merebutnya sebagaimana gigitan keledai, maka wajib bagi kalian untuk berjihad, dan sesungguhnya sebaik-baik jihad kalian adalah ribath, dan sebaik-baik ribath adalah di ‘Asqalan”. (HR. Thabrani).
Sekarang, Asqalan (Ashkelon) berada di wilayah yang dicaplok oleh penjajah. Jarak ‘Asqalan dan Gaza adalah 12 mil sekitar 21 km. Akan tetapi Sebelum Asqalan dicaplok, Gaza sebenarnya merupakan wilayah yang menjadi satu dengan Asqalan, sehingga kerap disebut Gaza Asqalan. Karena itu tidak perlu bingung jika sebagian mengatakan bahwa Imam Syafi’i lahir di Gaza, dan sebagian lainnya mengatakan lahir di Asqalan, yakni karena dahulunya Gaza merupakan bagian dari Asqalan.
Tidak ada yang sanggup menetapi perintah untuk secara terus-menerus melaksanakan ribath (الرِّباط) di Asqalan, kecuali yang bersih imannya, tawakkal kepada Allah ‘Azza wa Jalla, yakin dengan janji Allah, kokoh jiwanya dan tidak kerdil. Orang-orang yang berjiwa kerdil tidak akan sanggup membayangkan bagaimana mereka memilih untuk tetap bertahan dengan segala kesulitan daripada berpindah ke tempat lain yang di sana bisa bersenang-senang dengan aman dan tenang.
Betapa banyak orang yang terusir dari Gaza dan Asqalan senantiasa merindukan kesempatan untuk kembali berjaga; ribath (الرِّباط) di bumi yang penuh barakah. Inilah tempat yang sekelilingnya pun dibarakahi dan dinyatakan langsung oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Mereka ribath untuk menjaga dan membela Tanah Suci (Al-Ardhu Al-Muqaddasah).
Jika Makkah dan Madinah adalah dua tanah haram, meskipun orang sering salah sebut sebagai tanah suci, maka Baitul Maqdis adalah tanah suci.
يَٰقَوْمِ ٱدْخُلُوا۟ ٱلْأَرْضَ ٱلْمُقَدَّسَةَ ٱلَّتِى كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوا۟ عَلَىٰٓ أَدْبَارِكُمْ فَتَنقَلِبُوا۟ خَٰسِرِينَ
“Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Maidah, 5: 21).
[Mohammad Fauzil Adhim]