[PORTAL-ISLAM.ID] Bagi yang bilang bahwa soal kristenisasi itu hanya ketakutan kaum intoleran tolong ini dibaca.
Soalnya sekarang ini banyak orang dengan hanya modal baca postingan medsos soal toleransi, tanpa pernah baca buku serius dan terjun ke lapangan, kemudian berani khotbah dan ngajari soal kerukunan antar umat beragama.
Jadi, bagi yang dikit-dikit khotbah soal toleransi, saya sarankan, kalau tidak paham betul, lebih baik diam, daripada lambenya berubah jadi semampluk. 🤭
_____
Pengalaman dihampiri langsung oleh misionaris
Oleh: Widi Astuti (aktivis Mualaf Center Jateng)
Pengalaman dihampiri langsung oleh misionaris itu benar-benar tak terlupakan. Sebuah pengalaman nyata, bukan sekedar katanya-katanya. Bukti otentik bahwa para misionaris itu sangat gigih.
Memang kami sering mendengar kesaksian nyata para korban misionaris. Yaitu murtad karena ditolong saat sakit. Atau murtad karena dibantu secara finansial. Ada yang dibantu biaya pengobatan, bedah rumah, beasiswa sekolah, tunjangan rutin beras, bahkan tunjangan rutin uang seperti gaji. Sebuah iming-iming yang sulit ditolak oleh warga yang sedang terkena musibah ataupun ujian.
Dan tim kami mengalaminya langsung. Benar-benar diluar dugaan. Betapa beraninya Si Misionaris menghampiri tim kami. Entah dia paham atau tidak bahwa kami dari ormas Islam.
Sore itu ada sebuah wa masuk. Mengabarkan bahwa ada Yayasan Kristen ingin membantu pengobatan Fikri. Kami langsung mengerutkan kening. Tak menyangka akan dihubungi oleh misionaris. Tapi berhubung kami penasaran, maka tim kami membalas dengan santun.
Merasa mendapat angin, Si Misionaris langsung meluncur ke rumah salah satu pengurus Persis (Persatuan Islam) di lereng Merbabu. Tapi sore itu tim kami sedang dalam perjalanan ke dusun ibunya Fikri untuk mengambil Kartu Keluarga yang baru saja jadi.
Akhirnya tim kami berjanji meet up di pom bensin Kopeng-lereng Merbabu. Belum sampai rumah yang dituju, Si Misionaris menghentikan motornya di pom bensin.
Berhubung ini masalah serius dan khawatir terjadi salah paham, akhirnya tim kami mengajak misionaris tersebut untuk mengobrol lebih lanjut di rumah Pak Carik. Maksudnya biar disaksikan oleh tokoh masyarakat.
Begitu sampai di rumah Pak Carik, maka tim kami menanyakan maksud dan tujuan misionaris tersebut. Dia menjelaskan bahwa dia bermaksud menolong pengobatan Fikri. Juga menjamin finansial kedua orang tuanya. Jika mau menerima bantuan, maka orang tua Fikri tak perlu bekerja selama mendampingi pengobatan.
Sebuah tawaran yang sangat manis dan menggoda. Untunglah tawaran tersebut tidak ditawarkan langsung kepada keluarganya Fikri. Andai ditawarkan langsung, bisa saja tergoda kalau tak didampingi.
Di dunia ini, tak ada makan siang gratis. Begitupun tawaran Si Misionaris tersebut. Dia menawarkan bantuan pengobatan dan finansial dengan syarat keluarganya Fikri harus masuk yayasan mereka. Dengan kata lain harus mengikuti agama mereka.
Setelah jelas maksud dan tujuan misionaris tersebut, maka tentu saja kami tolak. Tanpa bantuan mereka, Fikri juga sudah bisa berobat dengan baik.
Selama 2 minggu opname ini keluarga Fikri sudah dibantu penuh oleh para relawan dan donatur. Mereka tak perlu mengeluarkan uang sepeserpun. Tadinya dibantu menggunakan uang donasi. Dan kemudian ditanggung penuh oleh Dinkes. Sehingga keluarganya Fikri tak perlu bingung memikirkan biaya Rumah Sakit.
Untuk makan sehari-hari juga bisa dicover dari uang donasi. Bahkan ada sebuah kantin di RSUD yang menggratiskan apapun untuk keluarga Fikri. Intinya umat Islam bisa membantu Fikri, tak perlu umat lain ikut membantu jika memang syaratnya harus berpindah agama.
Sebuah pelajaran berharga bagi kami. Agar selalu berusaha peduli terhadap lingkungan sekitar. Karena tak sedikit yang akhirnya memilih murtad karena telah dibantu oleh misionaris. Karena sesungguhnya kefakiran itu mendekatkan kepada kekufuran.
Semoga kita semua bisa selalu Istiqomah memeluk dienul Islam dalam segala kondisi. Baik kondisi kelapangan ataupun kesempitan. Jika kita diberikan kelapangan oleh Allah, maka itu sebuah pertanda agar kita bisa membantu saudara-saudara kita yang sedang dilanda kesempitan. Karena sesungguhnya setiap mukmin itu bersaudara. Sudah menjadi kewajiban kita untuk saling bahu-membahu meringankan beban sesama mukmin.
Semoga kartu BPJS segera jadi. Perjalanan membuat kartu BPJS Fikri begitu berliku. Ketika segala syarat administrasi sudah lengkap, eh server gangguan lama. Ketika server sudah beres dan kartu KK sudah jadi, eh tiba-tiba ada misionaris yang datang tak diundang.
Membersamai Fikri ini selalu bikin deg-degan ....
(fb)