Mungkinkah Ada Nabi di Pedalaman Papua?

Mungkinkah Ada Nabi di Pedalaman Papua?

Setiap kali membaca karya beliau (Wisnu Tanggap Prabowo, analis sejarah), saya selalu berdecak kagum. Analisis dan kritiknya sangat tajam.

Pada buku ini, "Sejarah Berhala dan Jejak Risalah", kita diajak keliling seolah berada di tengah suku-suku primitif dari berbagai belahan dunia.

Penulis membantah anggapan para pemikir Barat yang berpendapat bahwa manusia pada asalnya adalah politeisme alias musyrikin.

Manusia terlahir dalam keadaan Islam. Ia mentauhidkan Allah. Orang tuanya lah yang membuatnya dia Yahudi, Nasrani, dan Majusi. Demikian disebut di dalam hadits.

Bukti bahwa manusia, seprimitif apapun kondisinya, pada kepercayaannya ada sisa tentang keyakinan bahwa Tuhan berada di langit.

Keyakinan ini tersebar dalam ragam suku primitif yang ada di dunia, baik di benua Amerika, Eropa, Asia, hingga pulau Papua.

Menurut beliau (penulis), bahwa asalnya pada sebuah kaum itu bertauhid, diutus seorang Nabi atau Rasul, kemudian terjadi penyimpangan terhadap ajarannya sehingga menjadi penyembah banyak Tuhan.

Pada pembahasan ini menarik, dimana penulis meyakini bahwa setiap kaum ada orang yang Allah utus untuk membawa risalah tauhid. Berdalil dengan ayat "Sesungguhnya Kami mengutus seorang Rasul pada setiap umat, untuk mengajak hanya beribadah kepada Allah saja dan menjauhi Taghut." (QS An Nahl, 16: 36)

Juga ayat: "Kami tidak akan menyiksa sebuah kaum hingga datang pada mereka seorang Rasul." (QS. Al Isra’, 17: 15)

Adanya utusan Allah pada kaum yang tidak terjangkau oleh manusia pada umumnya, dibuktikan dengan adanya sisa keyakinan tentang tauhid, meskipun suku-suku tersebut di kemudian hari berubah menjadi paganis.

Dalam Al Quran disebutkan bahwa ada Rasul yang diceritakan oleh Allah, dan ada yang tidak diceritakan.

Dan sudah jadi ijma' bahwa jumlah Nabi yang tidak disebutkan oleh Al Quran lebih banyak dari yang disebutkan.

Sangat mungkin di pedalaman Amazon, pada suku Kilimanjaro, dan suku-suku di pedalaman, ada utusan Allah yang berdakwah disana.

Hanya saja, risalah kenabian sudah tertutup setelah diutusnya Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam menjadi Nabi dan Rasul.

Membaca buku ini seperti sedang piknik ke banyak negeri dan tempat terpencil. Nama-nama berhala dan adat istiadat suku pedalaman disebutkan dengan sangat epik, yang belum tentu ada pada buku lain.

Membuka lembaran buku ini, seperti sedang menelaah rangkuman kitab tafsir, sejarah agama, sirah nabi,dan antropologi.

Keren banget deh buku ini.

(Oleh: Budi Marta Saudin)

_________
*Foto: Buku "Sejarah Berhala dan Jejak Risalah" difoto di depan Sekolah Indonesia Riyadh. 

Baca juga :