Membayar Hutang Harus Diprioritaskan dibanding Tradisi 1000 Harian, Berbakti Orang Tua Tidak Harus 1000 Harian

Waalaikumsalam

1. Membayarkan hutang harus diprioritaskan karena ini haq adami dan tentu agar njenengan berdua plong. Semakin cepat membayar utang, semakin baik.

2. Peringatan 1000 hari ibu/bapak bukan kewajiban agama, tapi hanya tradisi. Tradisi sifatnya kebiasaan. Kalau belum bisa memperingati lantaran ekonomi terbatas, maka bisa ditunda hingga ekonomi stabil. Sebab ada prioritas lain: pendidikan anak, kebutuhan ekonomi harian, membayar hutang dll. Ngopeni "wong urip" kudu diprioritaskan.

3. Sedekah atas nama almarhum/almarhumah tidak harus berupa acara besar dengan mengundang banyak orang yang menghabiskan biaya banyak. Mengundang tetangga terdekat dan keluarga dengan anggaran minim bisa dilakukan, semacam menghormati tradisi 1000 harinya almarhum.

4. Tidak perlu memaksa diri dengan cara menambah utang untuk acara 1000 hari. Sebab akan menjadi beban berkelanjutan. Solusinya bisa digelar seefisien mungkin, kecil-kecilan mawon. Jika tidak, lantaran ada kebutuhan mendesak, maka bisa ditunda. Jika masih belum bisa, ya tidak apa-apa.

5. Jika tidak bisa memperingati 1000 harinya ibu/bapak, itu tidak ada kaitannya dengan kedurhakaan. Njenengan memfatehahi dan memohonkan ampunan kepada beliau berdua setiap selesai shalat, juga menziarahi makamnya, sedekah kecil-kecilan atas nama beliau, ngopeni anak yatim yang diatasnamakan beliau, silaturahmi kepada kerabat orangtuanya dan teman-teman beliau berdua adalah salah satu ciri anak yang berbakti.

Ngapunten jika kurang berkenan. Semoga kondisi ekonomi njenengan berdua kembali pulih, stabil, hutang lunas dan rezekinya tambah lancar.

Wassalamu'alaikum.

(Gus Rijal Mumazziq Z)

Baca juga :