Oleh: Erizal
Entah mengapa, manuver Puan belum berakhir manis? Gagal. Misalnya, ketemu Cak Imin, Cak Iminnya malah ngikut Anies. Ketemu Airlangga, Airlangganya malah ketarik Prabowo. Ketemu AHY, AHY-nya malah melipir pula ke Prabowo.
Baru-baru ini ketemu JK, entah apa yang dicari? Wartawan bertanya ke JK, "apakah Golkar akan bergabung ke Ganjar? Kalau itu, tanya langsung ke Airlangga, "jawab JK. Sudah rahasia umum, JK di belakang Anies. Apa Puan mau ke Anies?
Ganjar-Anies? Lewat JK, pernah juga tersebut Anies-Puan. Tapi, ini sudah lama sekali. Awal² dulu. Apa mungkin siasat Puan untuk putaran kedua? Entahlah. Satu pekan hampir berlalu di bulan pendaftaran ini, tapi belum pasti² juga.
Ketemu lagi Kaesang. Kata Kaesang, ketemu sesama anak Presiden, dengan gaya khasnya. Apakah PSI akan merapat ke Ganjar? Sebelum Kaesang jadi Ketum PSI, PSI sudah mencabut dukungan ke Ganjar. Tapi, tak juga ke Prabowo.
Baik Puan maupun Kaesang, sudah siap untuk bersanding maupun bertanding. Bila akhirnya PSI ke Prabowo, lagi² manuver Puan belum berakhir manis. Kaesang sudah minta maaf atas miskomunikasi PSI dan PDIP, selama ini.
Belum berakhir manis manuver politik Puan, tak bisa serta merta disebut gagal begitu saja. Setidaknya, Puan berhasil memecah kebekuan politik yang menahun. Komunikasi bagus satu hal, pilihan hal lain. Bertanding dan bersanding harus terus dibiasakan. Tak boleh saling tusuk.
(*)