Kalau saja Tuhan mengabulkan semua doa manusia tanpa usaha keras, maka Tuhan tidak lagi menjadi Tuhan yang diagungkan tetapi menjadi alat bagi manusia untuk mencapai kemauannya. Ia bukannya disembah, tapi disuruh-suruh.
Sebagai contoh kasus, Allah menjadikan Bani Israel sebagai bangsa yang bisa dibilang "paling dimanja" oleh Tuhan sebab banyak Nabi yang lahir bangsa mereka. Banyak mukjizat yang mereka lihat menguntungkan mereka, misalnya: Tatkala mereka terpojok di tepi pantai karena dikejar Fir'aun, Allah membelah lautan sebagai jalan bagi mereka melalui Nabinya; Tatkala mereka kehausan, Allah mengeluarkan mata air dari batu melalui Nabinya.
Lalu tatkala mereka butuh makanan yang bermacam-macam, bukannya pergi ke pasar atau bercocok tanam, mereka malah menyuruh Tuhan menyediakannya:
وَإِذۡ قُلۡتُمۡ یَـٰمُوسَىٰ لَن نَّصۡبِرَ عَلَىٰ طَعَامࣲ وَ ٰحِدࣲ فَٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ یُخۡرِجۡ لَنَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلۡأَرۡضُ مِنۢ بَقۡلِهَا وَقِثَّاۤئهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَاۖ
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, "Wahai Musa! Kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan saja, maka mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti: sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah." [Surat Al-Baqarah 61]
Ketika mereka diminta maju berperang, mereka malah menyuruh Tuhan saja agar berperang sendiri untuk mereka:
فَٱذۡهَبۡ أَنتَ وَرَبُّكَ فَقَـٰتِلَاۤ إِنَّا هَـٰهُنَا قَـٰعِدُونَ
"Karena itu pergilah engkau Musa bersama Tuhanmu, dan berperanglah kalian berdua. Biarlah kami duduk-duduk di sini saja." [Surat Al-Ma'idah 24]
Kasus di atas terjadi bukan karena Tuhan kecolongan atau tidak tahu akibat dari tindakannya yang "memanjakan" Bani Israel, tapi hanya sebagai contoh bagi generasi setelahnya agar mengerti bahwa tatkala manusia dituruti banyak kemauannya tanpa usaha, maka mereka akan ngelunjak. Bani Israel sendiri kemudian dihukum terlunta-lunta selama 40 tahun tanpa diberi fasilitas istimewa lagi.
Tuhan ingin agar manusia berusaha keras, bukan hanya meminta kepadanya lalu berharap semua beres. Allah berfirman bahwa Dia bersama orang-orang yang sabar. Yang dimaksud orang-orang sabar di situ bukan para pecundang yang lemah, tapi orang-orang yang pantang menyerah menghadapi kesulitan.
(Abdul Wahab Ahmad)