Catatan Naniek S Deyang:
Waktu saya nulis status bahwa kalau Prabowo Presiden maka cara menghajar Ngisrael dan sekutunya tak hanya dengan senjata, tapi dengan politik dagang komoditas unggulan misalnya menyetop ekspor CPO ke negara2 mereka.. eh yg otaknya hanya setengah yg waras karena yg setengah isinya emosi, kasih emot tertawa.
Saya beberkan komoditas satu saja ya? Seluruh dunia ini butuh banget CPO (sawit), bukan untuk minyak sayur bro and sis, tetapi CPO ini di luar untuk bahan makanan sepetri minyak, margarine dll, juga bahan baku utama untuk membuat oleochemical.
Apa itu oleochemichal? Oleochemichal adalah bahan paling hulu, yg kemudian dioleh ke industri ANTARA (industri menengah), yang akan menjadi bahan baku industri hilir seperti: obat-obatan, kosmetik, pasta gigi, sabun, dll pokoknya produk yang Anda gunakan untuk kebersihan badan, peralatan rumah tangga, sampai membersihkan rumah dan WC.
Jadi semua produk Unilever termasuk Sayap mas (Wings) dari pasta gigi, sabun mandi, sampai sabun cuci dan kosmetik Anda itu bahan paling atasnya oleochekical dimana bahan baku oleochemichal ini kelapa sawit (CPO).
Singkat kata, semua kebutuhan manusia sehari-hari itu memiliki ketergantungan tinggi pada oleochemichal. Negara Indonesia seharusnya bisa mengendalikan dunia karena punya kebun sawit terbesar di dunia! Tapi nyatanya malah zonk, industri sawit diekspor dalam bentuk CPO dan industri oleochemical adanya di negara lain, termasuk yg paling besar di China.
Kenapa hanya dengan CPO kita bisa mengendalikan dunia? Lah apa nggak kelojotan dunia kalau industri sawit dari CPO, kita buat indutri oleochemichal sendiri kemudian kita bangun juga industri antaranya sampai hilir seperti kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan kebersihan, kosmetik sampai obat2-an, kita buat di dalam negeri. Terus gimana dunia? Negara2 itu rakyatnya bisa pada "koma", karena selain Indonesia, palingan hanya dapat pasokan CPO dari Malaysia.
Ini maksud saya begitu negara-negara yg bantu Ngisrael itu kita ancam stop ekspor CPO, mati kutu mereka. CPO ini sama pentingnya dengan minyak mentah (BBM) bro dan sist!! Bagaimana negara2 itu tanpa CPO dari Indonesia?? Rakyatnya bisa-bisa gak pada bisa mandi karena gak ada sabun, gak pada cuci piring dan nyuci baju, mereka juga gak bisa ngepel๐!! Bahkan ada produk obat2-an yang sangat tergantung dari bahan oleochemical. Emak2 dunia gak bisa pakai skin care, dll.
Itu maksud saya kalau presidennya pinter nanti kayak Prabowo, otaknya bisa sampai ke sini, jadi perangnya itu perang dagang, perang taktik! Lah kok saya malah ditertawakan.
Nanti saya tulis tersendiri, mengapa kita yg punya CPO gak bisa punya industri oleochemical yg jadi "jantung" kehidupan manusia??
Ini sama dengan mengapa kita punya sumber minyak mentah tapi gak bisa punya refinery (kilang minyak). Di zaman Pak Harto kita masih punya refinery dan setelah reformasi satu pun gak ada pembangunan refinery, sehingga sampai sekarang kita menjadi negara yg maaf "goblok" terus impor BBM dari Singapura, padahal Singapura gak punya ladang minyak, tetapi punya refinery. Singapura membeli minyak mentah dari bernagai belahan dunia, kemudian mengolahnya. Hebat kan? Ini mafia dunia yg mengendalikan!!
Mengapa Pak Harto masih bisa bangun refinery, karena Pak Harto pinter ngadepin mafia dunia. Sebagian BBM diimpor (ngikuti kemauan mafia dunia), namun beliau juga membangun refinery sendiri.
Setelah reformasi, semu presiden sepertinya di bawah ketiak mafia dunia, dan hancurlah negara ini, karena industri strategis dihalangi dengan berbagai cara, hingga kita tidak bisa membangun refinery, dan semua BBM impor dari Singapura, karena upeti besar dari mafia dunia mengalir ke hampir semua pejabat terkait dari atas sampai bawah, partai, termasuk ke oknum legislatif, sehingga semua MINGKEM tidak peduli meski kita tidak pernah lagi membangun refinery sejak Pak Harto lengser. Dan akhirnya seluruh kebutuhan BBM diimpor dari Singapura.
Itulah sebabnya mengapa oknum pejabat Singapura dan mafia dunia, termasuk oligarki yg sehari-hari kantornya di Singapura SANGAT MENGHALANGI PRABOWO menjadi presiden, karena mereka takut Prabowo bisa "memainkan" komoditas kita untuk menekan negara lain, termasuk mafia dunia. Mereka takut Prabowo akan membangun refinery sendiri dan industri hulu-hilir dari berbagai komoditas strategis.
Nah sama dengan industri minyak untuk BBM. Mengapa kita tidak punya industri hulu (oleochemichal), padahal kita penghasil CPO terbesar di dunia? 3-4 tahun sebelum Pak Harto dilengserkan, sebetulnya Pak Harto sudah sadar kekuatan kita dan mulai mendorong menbangun industri oleochemichal, bank pemerintah diminta membiayai, dan BUMN perkebunan sebagai pemikik kebun sawit disertakan sebagai pemilik (dulu di zaman Pak Harto kebun sawit mayoritas punya BUMN).
Dibangunlah industri oleochemichal terbesar di dunia di Cilegon-Banten, dimana sahamnya dipegang oleh Barito Pasific (Prayogo Pngestu), Bimantara Citra Tbk (Bambang Tri), Mitsui Jepang dan perusahaan BUMN perkebunan.
Mengetahui Pak Harto mulai membangun industri2 hulu strategis, dimana kelak bisa menyetir negara lain, maka Pak Harto pun harus dijatuhkan melalui krisis ekonomi, dimana Soros beroperasi dengan membuat Rupiah kita jatuh berkeping-keping, dari 1 dolar sekitar 2000-an sampai melangit ke 18.000 ribu bahkan menyentuh 20.000 per dolar AS.
Seluruh perusahaan di Indonesia, termasuk konglomerat dan perbankan Indonesia hancur lebur karena mereka tdk melakukan hedging terhadap pinjaman dolar. Artinya orang yg orang yang harusnya bayar utang 100 perak misalnya harus membayar utang sampai 800 ribu atau 1 juta karena Rupiah melemah habis terhadap Dolar.
Itulah sebetulnya yg terjadi sandyakalaning Indonesia. Krisis hebat terjadi, Pak Harto jatuh! Era liberalisasi datang. Oligarki dan mafia perdagangan dunia mulai bergandeng tangan mencekram Indonesia.
Habibie yang dianggap murid Pak Harto, dihabisi hanya satu tahun saja berkuasa, dengan alasan melepas Timor -Timur.
Gus Dur yg sangat dekat dengan ECW Neloe mantan Dirut Barito Pasific kemudian menjadikannya Neloe sebgai Durit Bank Mandiri, sekaligus menjadikan ECW Neloe sebagai penasehat ekonomi, tadinya berencana melakukan kembali pembangunan industri2 hulu termasuk industri Oleochemchal, juga dijungkirbalikkan hingga lengser.
Tak hanya itu, ECW Neloe yg memberikan kredit ke Domba Mas Grup untuk membangun industri Oleochemichal di Sumut dan mendorong diteruskannya industri oleochemical milik Barito di Cilegon, dimasukun ke penjara bersama jajaran direksi Mandiri, dengan tuduhan melakukan korupsi.
Lagi-lagi kita tidak jadi punya industri oleochemich besar, kalau toh ada kecil2 milik Salim dan wings Grup.
Sudahlah ruwet kalau kita bicara perekonomian Indonesia. Saat ini baru Prabowo yg akan mampu sekelas Pak Harto menghadapi oligarki dan mafia dunia.
Jadi saya kalau dukung itu bukan urusan kaleng2 mau jadi mentrilah, mau jadi pejabatlah, dapat apalah.
Ini urusan besar, urusan masa depan anak cucu kita, urusan masa depan Indonesia!!
Saya gak yakin Ganjar atau pun Anies mampu dan mengerti konspirasi ekonomi dan politik Global. Mungkin belajar dulu lima tahun dari Prabowo nanti melenggang Nyapres kalau sudah paham ekonomi, politik dan pertahanan global.
(fb)