[Laporan Utama Majalah TEMPO]
GERILYA UNTUK PUTRA MAHKOTA
Bagaimana Jokowi Menduetkan Gibran Rakabuming Raka dengan Prabowo Subianto
■Prabowo Subianto hampir pasti memilih Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden. Jokowi mendukung duet Prabowo-Gibran.
SAMBIL membagikan secarik kertas kepada para ketua umum partai politik pendukungnya pada Jumat malam, 13 Oktober lalu, Prabowo Subianto meminta mereka menulis nama calon wakil presiden yang akan mendampinginya dalam pemilihan presiden 2024. Dalam pertemuan di rumahnya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, itu, Prabowo menyatakan setiap ketua umum berhak mengusulkan maksimal tiga nama. Ia memberikan waktu sepuluh menit bagi koleganya untuk menuliskan nama.
Setelah itu, Prabowo mengumpulkan kertas-kertas yang telah terlipat. Tanpa membacakan isinya satu per satu, Ketua Umum Partai Gerindra itu mencermati satu demi satu tulisan tangan para ketua umum. Ia lantas menyatakan ada empat nama calon wakil presiden yang muncul dalam voting yang diikuti petinggi partai di Koalisi Indonesia Maju.
Pertama, Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo sekaligus putra sulung Presiden Joko Widodo. Selanjutnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, dan mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Seusai pertemuan itu, Prabowo mengungkapkan hasil voting kepada para wartawan, tanpa menyebut nama.
“Kami menggelar diskusi yang akhirnya mengerucutkan calon wakil presiden menjadi empat nama. Yang bisa saya sampaikan adalah satu calon dari luar Jawa, satu dari Jawa Barat, satu dari Jawa Tengah, dan satu dari Jawa Timur,” ujar Menteri Pertahanan itu.
Tiga orang yang mengetahui jalannya rapat bercerita, sebelum voting digelar, Prabowo bertutur mengenai komitmennya saat bergabung dengan kabinet Joko Widodo pada 2019. Kepada Presiden, Prabowo menyatakan akan maju lagi sebagai calon presiden dalam Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 jika Jokowi merestuinya. Prabowo pun menyampaikan bakal melanjutkan program kerja Jokowi jika terpilih.
Menurut narasumber yang sama, Prabowo mengungkapkan pentingnya dukungan Jokowi dan keluarganya. Mereka pun meyakini pesan Prabowo itu terkait dengan keinginannya meminang Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden. Namun, lantaran tak ingin memutuskan sepihak, Prabowo meminta masukan dari para ketua umum melalui mekanisme voting.
Tiga hari sebelumnya, atau pada Selasa malam, 10 Oktober lalu, Prabowo menyampaikan rencananya meminang Gibran dalam rapat dengan para ketua umum partai di tempat yang sama. Tiga politikus partai pendukung Prabowo mengatakan bekas Komandan Jenderal Kopassus itu ingin memastikan Jokowi mendukung penuh pencalonannya.
Prabowo optimistis bakal memenangi pemilihan presiden jika berpasangan dengan Gibran. Ia yakin mendapat limpahan suara dari mereka yang puas terhadap pemerintahan Jokowi. Merujuk pada sejumlah lembaga survei, tingkat kepuasan terhadap kinerja presiden lebih dari 80 persen pada Agustus lalu. Tapi Prabowo juga mempertimbangkan nama lain, seperti Khofifah Indar Parawansa dan Erick Thohir.
Rencana Prabowo berpasangan dengan Gibran terbuka lebar jika Mahkamah Konstitusi mengabulkan gugatan Undang-Undang Pemilihan Umum tentang batas usia calon presiden dan wakil presiden. Syarat minimal 40 tahun masih mengganjal Gibran. Pada 1 Oktober lalu, usia Gibran 36 tahun.
Prabowo juga meyakini Gibran menjadi titik temu partai-partai di Koalisi Indonesia Maju. Keyakinan itu disampaikan oleh Prabowo kepada Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan ketua umum partai tersebut, Agus Harimurti Yudhoyono, menjelang acara Parade Senja di kantor Kementerian Pertahanan, Senin, 9 Oktober lalu.
Dua anggota Koalisi Indonesia Maju, yaitu Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional, punya calon wakil presiden masing-masing. PAN mengusung Erick Thohir dan Golkar mencalonkan ketua umumnya, Airlangga Hartarto. Kepada Prabowo, Yudhoyono berujar menghormati apa pun keputusannya.
Kepala Badan Pemenangan Pemilihan Umum Demokrat Andi Arief membenarkan kabar tentang isi pertemuan itu. “Keinginan Pak Prabowo menggandeng Gibran bukan hanya disampaikan kepada Pak Yudhoyono, juga kepada banyak orang di koalisi,” kata Andi kepada Tempo di kantornya di Jakarta Pusat, Rabu, 11 Oktober lalu.
Seorang pengusaha dan orang dekat Jokowi mengatakan Khofifah Indar Parawansa telah diminta menjadi ketua tim pemenangan jika Prabowo berpasangan dengan Gibran. Permintaan itu datang dari orang dekat Jokowi melalui sambungan telepon. Khofifah tak membantah kabar itu. “Hal seperti ini saya rasa tak disampaikan lewat telepon,” ucap Khofifah kepada Tempo, Sabtu, 14 Oktober lalu.
•••
SOAL keinginannya menggandeng Gibran Rakabuming Raka, Prabowo Subianto telah menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo dalam dua pertemuan di Istana Negara. Menghadap Jokowi pada Senin dan Selasa, 8-9 Oktober lalu, ia menyampaikan bahwa keputusan menggandeng Gibran sudah 90 persen. Wakil Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Mochamad Iriawan membenarkan informasi itu.
Menurut Iriawan, dukungan terhadap Gibran kian kuat di lingkup internal Gerindra. “Makin bermunculan suara yang mendukung Mas Gibran,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Kamis, 12 Oktober lalu. Mantan Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya itu menilai kinerja Gibran sebagai Wali Kota Solo cukup bagus.
Pertemuan Jokowi dengan Prabowo tak ujug-ujug terjadi. Tiga politikus pendukung pemerintah dan orang dekat Prabowo bercerita, Jokowi memanggil Rosan Roeslani, Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat yang juga Wakil Menteri BUMN, ke Istana Negara pada Jumat, 6 Oktober lalu. Jokowi menitip pesan kepada Rosan agar Prabowo segera memutuskan calon wakil presiden.
Pesan itu disampaikan Rosan kepada Prabowo esok harinya di rumah dinas Menteri Pertahanan di kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan. Hingga Sabtu, 14 Oktober lalu, Rosan tak merespons pertanyaan yang diajukan Tempo. Begitu pula Faldo Maldini, staf khusus Menteri Sekretaris Negara. Keduanya hanya membaca pesan yang dikirim lewat WhatsApp.
Sebelum bertemu Rosan, Jokowi mengundang perwakilan lembaga survei Poltracking Indonesia di kompleks Istana Negara. Dua petinggi partai koalisi Prabowo dan seorang pejabat di lingkaran Istana mengatakan Jokowi mendengar masukan dari lembaga yang telah menyelesaikan sigi elektabilitas calon presiden dan wakil presiden.
Survei yang digelar secara tatap muka pada 3-9 September itu dirilis pada Sabtu, 7 Oktober lalu. Hasilnya, elektabilitas Gibran sebagai calon wakil presiden hanya 7,3 persen. Ia kalah oleh Menteri BUMN Erick Thohir (18,6 persen) dan Ridwan Kamil (9,1 persen).
Sigi yang sama menunjukkan pasangan Prabowo-Gibran kalah jika berhadapan dengan Ganjar Pranowo-Mahfud Md atau Ganjar-Sandiaga Uno. Tapi Prabowo-Gibran unggul atas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda tak menjawab pertanyaan Tempo mengenai diskusi timnya dengan Jokowi.
Empat narasumber yang mengetahui skenario Jokowi memasangkan Prabowo-Gibran mengatakan Presiden kini masih menunggu hasil survei lebih dari tiga lembaga. Hasil survei yang tengah berjalan ini akan keluar pada rentang 19-22 Oktober. Saat itu Mahkamah Konstitusi dijadwalkan sudah mengeluarkan hasil sidang gugatan batas usia calon presiden dan wakil presiden.
Narasumber yang sama menyebutkan Jokowi mungkin akan memberikan restu kepada Gibran jika hasil survei menyatakan anak sulungnya itu unggul ketimbang pasangan lain. Keputusan itu disebut-sebut bakal disampaikan langsung oleh Jokowi kepada Prabowo selepas lawatannya dari Cina dan Arab Saudi, 15-21 Oktober mendatang.
Ihwal survei untuk mengukur elektabilitas Gibran, Menteri Komunikasi dan Informatika yang juga Ketua Umum Projo—relawan pendukung Jokowi—Budi Arie Setiadi menuturkan bahwa sigi sedang disiapkan. “Tunggu saja,” katanya di Istana Negara, Jumat, 13 Oktober lalu. Ditanyai ulang lewat pesan pendek, Budi justru membantah. “Saya tidak tahu soal penggalangan lembaga survei.”
•••
PARA petinggi Partai Gerindra bergerak mengapungkan nama Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto sebagai instruksi Istana Negara. Dua petinggi Gerindra menyebutkan aba-aba itu disampaikan Menteri Sekretaris Negara Pratikno melalui telepon. Instruksi itu kemudian diteruskan kepada pengurus partai di daerah.
Sehari kemudian, Dewan Pengurus Cabang (DPC) Gerindra Tangerang Selatan, Banten, mengumumkan dukungan untuk Gibran. Ketua Gerindra Kota Tangerang Selatan Li Claudia Chandra berkata, putusan itu diawali dengan rapat koordinasi. Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad hadir dalam rapat tersebut. “Aspirasi ini menjadi salah satu pertimbangan Gerindra menentukan cawapres,” tutur Dasco.
Dua hari kemudian, DPC Partai Gerindra Bukittinggi, Sumatera Barat, mengumumkan dukungan serupa. Ketua DPC Partai Gerindra Bukittinggi Erman Safar mengklaim pasangan Prabowo-Gibran akan menyatukan “cebong” dan “kampret”—sebutan untuk pendukung Jokowi dan Prabowo. “Dua kubu akan melebur,” kata Erman. Ia menyangkal kabar bahwa deklarasi itu diperintahkan pengurus pusat.
Di Surabaya, baliho bergambar Prabowo-Gibran mulai bertebaran. Salah satunya terpacak di Jalan Basuki Rahmat. Ketua DPC Gerindra Surabaya Cahyo Harjo Prakoso tak mengetahui pemasang baliho tersebut. Ia menyatakan belum ada perintah dari pengurus pusat untuk memasang alat peraga kampanye.
Organisasi sayap Gerindra pun ikut mengapungkan nama Gibran. Tunas Indonesia Raya (Tidar) mengusulkan Gibran dengan alasan mewakili kepemimpinan anak muda. “Kami ingin ada keterwakilan kaum muda bukan hanya di legislatif, tapi juga di eksekutif,” ucap Ketua Umum Tidar, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, di Jakarta Pusat, Kamis, 12 Oktober lalu.
Ditemui pada Jumat, 13 Oktober lalu, keponakan Prabowo itu mengklaim organisasinya bergerak secara organik. Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani membantah ada perintah dari Pratikno untuk mendeklarasikan Gibran. Ia juga menampik bila pengurus pusat disebut memberi instruksi kepada daerah. “Tidak ada,” kata Muzani, Jumat, 13 Oktober lalu.
Toh, dua politikus Gerindra yang ditemui Tempo mengaku telah menerima tugas dari pengurus pusat agar mendeklarasikan duet Prabowo-Gibran. Adapun Pratikno tak menjawab pertanyaan yang dilayangkan Tempo mengenai komunikasinya dengan politikus Gerindra.
Kubu relawan pun berancang-ancang mendorong Gibran. Badan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), loyalis Jokowi sejak 2012, telah mencetak ratusan kaus dan spanduk bergambar Gibran bertulisan “Next”. Ketua Umum DPP Bara JP Utje Gustaaf Patty mengatakan siap menyebarkan kaus-kaus tersebut ke daerah setelah mendapat komando langsung dari Jokowi.
Tatkala berjumpa dengan Jokowi dalam acara rapat pimpinan nasional relawan Solidaritas Ulama Muda Jokowi atau Samawi di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu, 7 Oktober, Utje sempat menanyakan kapan mereka mulai dapat mendeklarasikan dukungan untuk calon presiden dan wakil presiden. “Pak Jokowi menjawab, ‘Sabar dulu’,” tutur Utje di Utan Kayu, Jakarta, Selasa, 10 Oktober lalu.
Sedangkan Projo, kelompok relawan Jokowi, mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo pada Sabtu, 14 Oktober lalu. Seorang petinggi organisasi itu menyatakan deklarasi tersebut bermula dari instruksi Presiden Jokowi kepada Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi, akhir September lalu. Saat itu Jokowi bertitah agar Projo mengarahkan dukungan kepada Prabowo.
Narasumber yang sama bercerita, Projo akan menggaungkan pasangan Prabowo-Gibran karena mendapat informasi bahwa Mahkamah Konstitusi bakal mengabulkan gugatan batas usia pada Kamis, 12 Oktober 2023. Namun rencana itu berubah karena putusan MK baru akan dibacakan pada Senin, 16 Oktober 2023.
Budi Arie menampik informasi tersebut. “Tidak ada desain. Kami merangkum aspirasi rakyat sejak 2022,” katanya kepada Tempo, Jumat, 13 Oktober lalu. Dalam Rapat Kerja Nasional Projo yang diadakan di Istora Senayan, Gibran hadir sekitar 15 menit untuk menyapa relawan. Ia kemudian undur diri dari Istora sesaat sebelum Jokowi datang.
Adapun Jokowi, dalam pidatonya di Rakernas, memberi pesan agar Projo tak buru-buru mengumumkan nama calon presiden dan wakil presiden. “Jangan buru-buru karena yang mau diumumin enggak ada di sini,” ucapnya. Setelah acara bubar, Projo menyampaikan deklarasi dukungan kepada Prabowo Subianto di rumah pribadi Prabowo di Kertanegara.
Manuver Jokowi dan keluarganya membuat PDIP gerah. Tapi tiga narasumber di koalisi pendukung Ganjar Pranowo mengatakan pengurus partai banteng mengeluarkan instruksi agar anggotanya tak berkomentar mengenai Gibran yang namanya mencuat sebagai calon pendamping Prabowo.
“Instruksi ke semua kader adalah berfokus pada pemenangan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden, tidak mencampuri urusan gonjang-ganjing capres yang lain,” kata Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey.
Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional Koalisi Ganjar Pranowo, Andika Perkasa, menuturkan, koalisinya telah bersiap dengan kemungkinan Jokowi dan keluarganya melabuhkan dukungan kepada Prabowo Subianto. Kepada Tempo, Andika mengutarakan timnya akan menghitung ketiadaan dukungan Jokowi untuk daerah pemilihan tertentu, seperti Jawa Tengah. “Kami siap tempur dengan segala kondisi,” ujarnya.
[Majalah Tempo, Minggu, 15 Oktober 2023]