Cerita Panjang Pencapresan
Oleh: Erizal
Hari ini, hari terakhir pendaftaran capres-cawapres 2024, Prabowo-Gibran mendaftar ke KPU. Diawali dengan deklarasi resmi 8 partai pengusung di GBK Arena, Rabu pagi, 25 Oktober 2023.
Di tengah hujan kritik yang begitu deras, pasangan ini terus melangkah. Plus-minus, tentu sudah dikaji. Akhirnya, mau tak mau, keputusan bulat harus dijalankan.
Seperti juga pasangan lain, Prabowo-Gibran akhirnya dipasangkan tentu bukan tanpa alasan. Panjang juga ceritanya. Sepanjang tali beruk. Artinya, sepanjang pohon kelapa. Sebab beruk biasanya disuruh untuk memetik kelapa.
Koalisi pemerintahan atau koalisi besar, pecah. Dipecah, awalnya justru dari dalam. NasDem tiba-tiba mendeklarasikan Anies Baswedan. Tema yang diusung perubahan pula. Di luar NasDem, sebetulnya masih bisa dibentuk. Tapi, gagal.
Perubahan versus Lanjutkan. Simbol lanjutkan siapa lagi kalau bukan Prabowo. Tiga kali ikut Pilpres, nama Prabowo begitu lengket dalam ingatan pemilih. Pasangan mewakili, tentu dari PDIP. Awalnya Puan, lalu Ganjar. Ini paling kuat.
PDIP ogah nomor 2 karena partai pemenang. Ditambah survei Ganjar yang kejar-kejaran dengan Prabowo. Maka, Ganjar harus nomor 1. Jokowi dipaksa untuk mendukung, sementara Jokowi inginnya Prabowo. Dikasih sinyal, masih juga dipaksa-paksa.
Akhirnya, inilah yang terjadi. Tiga pasang. Satu putaran yang diinginkan dengan tujuan untuk menghemat APBN, tak bisa terlaksana. Gibran terpaksa muncul karena kesepakatan politisi senior tak bertemu. Politisi senior itu Surya Paloh, Megawati dan Jokowi, berpisah jalan.
(*)