Bos Al-Qaeda dan warga sipil Afghanistan
2 orang pemimpin kelompok Al-Qaed* yang diblacklist oleh seluruh dunia berhasil dibunuh oleh pasukan AS secara akurat, tanpa membuat warga sipil di sekitarnya menjadi korban.
Penggrebekan Usamah membutuhkan upaya bertahun-tahun, memakan dana ratusan juta Dollar serta melibatkan ribuan orang profesional dari interogator, penyadap, kepala intelijen, pelaksana serta aset lapangan.
CIA menapis informasi lapis demi lapis sehingga target bernilai tinggi tersebut terlacak lokasinya secara pasti.
Bahkan Obama memerintahkan operasi beresiko tinggi saat menerbangkan anggota Navy SEAL ke Pakistan secara ilegal.
Hasilnya Usamah berhasil dibunuh. Korban sipil diminimalisir. Bahkan istri Usamah pun tak diapa-apakan.
Mirip dengan Usamah, penggantinya dokter Ayman al-Zawahiri dari Mesir, juga diburu CIA secara cermat.
Didasari informasi bahwa target mempunyai hobi membaca buku dan ngeteh di pagi hari menghadap matahari terbit, CIA melakukan screening rumah-rumah di Kabul yang balkonnya menghadap matahari.
Ratusan rumah yang memenuhi kriteria diseleksi dan dipantau satu per satu.
Mereka menerjunkan aset lapangan untuk memantau langsung beberapa rumah yang paling mungkin.
Dari salah satu rumah ditemukan seorang kakek-kakek tengah bersantai di pagi hari.
CIA memantau gerak-gerik penghuni rumah tersebut. Kapan penghuni lain keluar dan apakah kakek itu juga pernah keluar.
CIA makin curiga karena si kakek (terduga dokter Ayman), tidak pernah terlihat keluar. Penghuni yang keluar masuk pun memenuhi ciri-ciri keluarga target.
Setelah 99% dipastikan si kakek adalah dokter Ayman sang pimpinan Al-Qaed*, kakek Biden memutuskan melakukan serangan Drone yang tentunya dilakukan secara ilegal di ruang udara negara lain.
Demi menghindari korban dari keluarga target, Drone menggunakan rudal Hellfire yang dimodifikasi. Hulu ledak kuat diganti dengan pisau kunai yang sangat banyak. Mirip petasan teroris kita lah yang diisi gotri, paku dan serpihan logam untuk menarget aparat yang dianggap "thoghut".
Rudal Hellfire langsung diluncurkan ketika terkonfirmasi target sedang bersantai di balkon rumahnya.
Hellfire melaju secara presisi tepat ke balkon rumah itu.
Dokter Ayman menjadi satu-satunya orang yang tewas oleh serangan. Keluarganya yang berada di ruangan lain semuanya selamat, sebab pisau-pisau kunai tak bisa menembus tembok.
Tetangga pun tak berpikiran macam, karena minimnya suara ledakan. Cuma seperti tembok yang rubuh.
Begitulah kerja serius CIA kalau sasarannya bernilai tinggi.
Beda jika sasarannya bernilai rendah dan tidak jelas. Tidak ada upaya untuk menapis informasi secara layak.
Di Kabul, 10 orang tewas dihajar rudal berhulu ledak tinggi, sebabnya hanya karena ada seorang pria sedang mengisi jerigen. Oleh operator Drone, jerigen tersebut disimpulkan sedang diisi dengan bahan peledak cair.
Apesnya lagi, target didatangi oleh keponakannya yang mau ikut bermain di dekat mobil.
Oleh komandan Amerika yang goblok, serangan Drone tetap disetujui.
Hasilnya 10 warga sipil tewas termasuk 7 anak-anak yang sedang bermain. Dan cairan yang diisikan ke jerigen cuma air biasa untuk dibagikan kepada orang-orang sekitar.
Di sini dapat diambil kesimpulan bahwa Amerika berusaha keras meminimalisir korban dan berhati-hati jika targetnya bernilai tinggi, adapun jika targetnya belum jelas atau tak diketahui, maka serangan dilakukan secara ngawur, mereka cenderung malas untuk mengkonfirmasi di lapangan.
Sayangnya hal konyol seperti ini terjadi dalam ribuan serangan di Afghanistan, yang mana tak terhitung korbannya.
(Pega Aji Sitama)