Oleh: Ustadz Anshari Taslim
Mungkin banyak yang sudah pernah mendengar hadits Rasulullah ketika Perang Badar yang mulai khawatir begitu melihat banyaknya tentara musuh, sampai akhirnya beliau berdoa mengangkat tangan mengucapkan kalimat yang sangat mengiris. Kenapa sampai Nabi sendiri doanya seperti itu saking khawatirnya:
اللهُمَّ أَنْجِزْ لِي مَا وَعَدْتَنِي، اللهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِي، اللهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ لَا تُعْبَدْ فِي الْأَرْضِ
"Ya Allah penuhilah janji-Mu padaku, ya Allah berilah apa yang telah Engkau janjikan padaku, ya Allah jika pasukan Islam yang berjumlah sedikit ini musnah niscaya tak ada lagi orang yang akan menyembah-Mu di muka bumi ini."
Sampai jatuh-jatuh selempang beliau.
Tapi saya tak sedang menyoroti doa ini.
Saya perhatikan peran seseorang yang memungut selempang yang jatuh lalu memasangkannya kembali ke bahu sang Rasul sambil berkata, "Udah ya Rasulullah, kau telah cukup berdoa, Allah pasti memenuhi janji-Nya kepadamu."
Dialah Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu.
Apa Abu Bakar lebih bertawakkal daripada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam?
Tentu tidak, tapi di saat seperti itu seorang nabi pun butuh penyemangat.
Begitu pula para pejuang Palestina saat ini yang sedang berada di garis depan. Kita lihat bagaimana mereka begitu yakin kepada Allah, yakin dengan janji Allah, yakin dengan pertolongan Allah, tapi ingat, bukan berarti mereka tak butuh penyemangat.
Makanya, Hamas terus meminta Umat Islam di segala penjuru dunia untuk terus melakukan aksi solidaritas Palestina, dan Hamas mengucapkan terima kasih atas dukungan itu.
Maka setidaknya kita melaksanakan peran Abu Bakar kali ini, menyemangati (lewat aksi, lewat tulisan, lewat postingan medsos, dll) sehingga Allah membariskan kita bersama mereka.
Adapun para penggembos dan pemfitnah semoga dibariskan bersama Avichay Adraee (Humas Tentara Israel).
🇮🇩🇵🇸 INDONESIA stands with PALESTINE! pic.twitter.com/8XKwjlFkzu
— Jackson Hinkle 🇺🇸 (@jacksonhinklle) October 28, 2023