TAMPARAN PRABOWO
Pak Prabowo memang pernah menampar orang. Sampai jatuh tersungkur. Yang beliau tampar bukan kaleng-kaleng. Seorang Perwira Delta Force. Pasukan Elit Amerika Serikat!
Jadi kisahnya dimulai ketika Operasi Mapenduma. Operasi untuk membebaskan 26 orang Anggota Tim Ekspedisi Lorentz 95 yang disandera OPM yang dipimpin oleh Kelly Kwalik.
Dari 26 sandera tersebut, tujuh orang di antaranya adalah warga negara asing. Empat orang Inggris, dua orang Belanda dan seorang warga negara Jerman. Karena itu Peristiwa ini menjadi sorotan internasional.
Setelah melewati beberapa kali proses negoisasi dan mediasi, beberapa Sandera dilepaskan. Tapi masih ada yang tetap ditawan. PBB sampai ikut melibatkan diri di proses pembebasan sandera ini. Konon termasuk Paus.
Setelah pasang surut mediasi yang dilakukan selama berbulan-bulan, pemerintah Indonesia memutuskan untuk bersikap tegas. Dengan izin dari otoritas tertinggi di Jakarta serta persetujuan dari Inggris, Belanda dan Jerman, sebagai negara yang terlibat dalam proses negosiasi.
Untuk membebaskan sandera di Mapenduma, Mabes TNI membuat Satgas. Komandan Jenderal Kopassus Brigjen Prabowo Subianto ditunjuk menjadi Komandan.
Amerika juga menawarkan bantuan ke Kopassus untuk ikut dalam Operasi Pembebasan Sandera Tim Lorentz di Mapenduma, Papua. Salah satu yang ikut serta dalam Tim Amerika adalah seorang Perwira menengah bernama Letkol Green.
Saat Briefing dengan beberapa Perwira Kopassus, tiba-tiba Letkol Green mengatakan: “Hanya James Bond yang bisa membebaskan sandera-sandera itu”.
Usai Briefing, seorang prajurit melaporkan apa yang dikatakan oleh Letkol Green kepada Prabowo Subianto. Brigjen Prabowo yang tidak terima dengan ucapan Letkol Green langsung mendatangi Perwira Delta Force tersebut dan menamparnya hingga tersungkur.
“Jika Kamu meremehkan negara dan pasukan saya, saya bisa menembak kepalamu! Kami mengusir penjajah hanya dengan Bambu Runcing, kami adalah bangsa yang besar, jika kamu tidak suka, sekarang juga kamu angkat kaki dari negara saya!” bentak Prabowo.
Selanjutnya, Brigjen Prabowo langsung menggerakkan pasukan begitu mendengar lampu hijau. Operasi ini dirancang begitu matang. Dengan melibatkan kesatuan Marinir, Batalion 330 Kostrad dan Batalion Organik Kodam VIII Trikora sebagai pasukan penyekat. Pasukan ini stand by di titik-titik yang sudah ditentukan oleh geolog Wanadri, Tedy Kardin.
Operasi pembebasan ini didukung oleh total 400 personel gabungan. Dari jumlah tersebut, lima orang tentara gugur akibat jatuhnya helikopter saat penyerbuan.
"Ini operasi gabungan yang melibatkan banyak kesatuan," ujar Prabowo.
Episode 129 hari penyanderaan itu pun bisa diakhiri. Satu unit pemukul yang terdiri dari sembilan anggota Kopassus berhasil menghimpit gerombolan. Dari upaya ini, Kopassus berhasil menyelamatkan sembilan dari 11 sandera. Dua orang sandera lainnya, yakni Navy Panekenan dan Yosias Mathias Lasamuhu tewas dibacok OPM. Dari pihak OPM, delapan orang tewas dalam pertempuran jarak dekat, sedang dua lagi ditahan.
Nama Indonesia, khususnya Kopassus pun menjadi harum dan mulai disegani.
Jadi kalau semisal ada orang yang ditampar oleh Pak Prabowo, pasti orang tersebut dianggap merendahkan atau malah berkhianat kepada NKRI.
(By Azwar Siregar)