Setelah membaca separuh dari buku ini, saya bisa simpulkan, karya Martin Lings ini punya pesona bercerita yang sangat kuat, diksi dan susunan kalimatnya mengalir dan membuat pembacanya tidak ingin berhenti membalikkan kertas.
Qamaruddin SF, penerjemah buku ini berhasil mengalih bahasakan dengan cermat dan tanpa kehilangan cita rasa dari bahasa aslinya.
Akan terasa berbeda jika kita membaca beberapa buku terjemahan lainnya, buku ini sangat mengasyikkan. Hal itu karena Sirajuddin Abu Bakar, nama baru Martin Lings setelah memeluk Islam, adalah seseorang sastrawan lulusan Oxford sekaligus fans berat Shakespeare, jadi bisa dipahami kemampuan menulisnya sangat "dramatic", menghilangkan kesan kaku meski dengan sisipan analisa-analisa penulis di beberapa bagian.
Tag line buku ini adalah "based on the earliest sources" (berdasarkan sumber-sumber klasik) membuat buku ini tidak terlalu fokus pada menampilkan diskusi validasi data seperti banyaknya buku-buku sirah. Karena memang buku ini mengajak kita untuk "menonton" Sang penulis mendramakan kisah Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa salam dari kelahiran hingga wafatnya dalam 500an halaman.
Buku yang menggugah!
Semoga Allah merahmati Martin Lings.
(Fajar Jaganegara)