Plus Minus Belajar di Saudi

Plus Minus Belajar di Saudi

Dilihat dari kelebihannya, belajar di Saudi itu enak banget, masya Allah, terutama yang di Mekkah dan Madinah. 

Secara umum, jika belajar di kampus-kampus Saudi akan mendapat fasilitas kuliah gratis, dekat Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, umrah mudah, peluang berangkat haji, bisa belajar langsung kepada ulama, dapat uang saku setiap bulan, dan lain-lain. 

Selain dari nilai plus tersebut, ada beberapa hal minus yang dirasakan mahasiswa, khususnya bagi yang mengambil jenjang S1 pada jurusan rumpun keislaman. 

Misal seorang mahasiswa S1, dia baru lulus SMA langsung kuliah di Saudi. Dia belajar di kelas mulai pagi hingga siang hari, sore harinya ikut duduk di kajian ulama. Begini terus kesehariannya hingga bertahun-tahun atau bahkan sampai lulus sarjana.
Kekurangannya, kuliah di Saudi, mahasiswa tidak punya "lahan" atau sangat terbatas sekali untuk mempraktekkan ilmu yang didapatkannya. 

Mahasiswa S1 sulit berkiprah di daerah tempatnya kuliah. Lagian siapa yang mau didakwahi?. Para pendakwah setempat adalah level ulama. Masa iya ada mahasiswa baru mau maju ke depan?. Pun jika mumpuni dalam hal ilmu, para penceramah harus punya izin dari pemerintah, dan mahasiswa S1 sangat jarang diberikan kapasitas menyampaikan ceramah agama. 

Kalau tidak aktif sendiri pada bidang keagamaan, selama kuliah ya hanya belajar saja, tanpa mengajar siapapun. 

Ada beberapa mahasiswa yang aktif ngajar online dengan peserta asal Indonesia. Juga ada yang rajin isi ceramah dan tausiyah di depan jamaah haji dan umrah, tentunya sambil menjadi muthowif. Ini jadi nilai tambah wawasan dan pengalaman berharga bagi dia. 

Banyak kejadian, alumni S1 kampus Saudi saat pulang kampung dia baru belajar cara kultum, ceramah, dan mengimami shalat berjamaah. 

Gak heran ada jamaah pengajian yang nyeletuk: "Alumni kampus Timur Tengah koq kelihatan gak siap dakwah ya?."

Lha iya. Selama kuliah kan gak pernah latihan, gimana mau bisa langsung fight di lapangan?.

Berbeda keadaannya jika belajar di kampus Indonesia. Seorang mahasiswa, jika dia hafal beberapa ayat dan hadits saja, sudah banyak jamaah yang siap menampung dan mendengar materi dakwahnya. 

Seringkali, alumni kampus dalam negeri lebih siap maju ke podium karena telah terlatih menghadapi masyarakat. 

Apalagi ada kewajiban KKN bagi mahasiswa, yang tentu hal tersebut sangat bermanfaat untuk kehidupan nyata yang akan dihadapi mahasiswa saat lulus kelak.

Kampus di Saudi tidak memberlakukan KKN bagi mahasiswanya. full belajar di kelas. Hanya saja ada beberapa jurusan rumpun pendidikan yang mewajibkan praktek mengajar di sekolah.

(Budi Marta Saudin)

Baca juga :