[PORTAL-ISLAM.ID] KABUL - Wakil PM Bidang Ekonomi, Mullah Abdul Ghani Baradar, dalam pertemuan dengan Duta Besar Iran untuk Kabul, Hassan Kazemi Qomi, mengatakan Afghanistan tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain dan mereka mengharapkan hal yang sama dari negara lain.
Menurut wakil juru bicara Imarah Islam, Bilal Karimi, wakil PM, mengatakan bahwa Iran dan negara tetangga Afghanistan lainnya harus mengambil langkah mendasar untuk memperkuat hubungan dengan Imarah Islam dan tidak membiarkan pihak lain mempunyai kesempatan untuk merusak hubungan ini.
“Mullah Baradar dalam pertemuan tersebut mengatakan kepada pihak Iran bahwa Afghanistan tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain dan juga tidak membiarkan pihak lain ikut campur dalam urusan dalam negeri kita. Mullah Baradar mengatakan bahwa pemerintahan yang bersatu dan terpusat telah terbentuk di Afghanistan setelah perang selama beberapa dekade dan menginginkan hubungan ekonomi dan politik yang baik dengan negara-negara tersebut, khususnya negara-negara tetangga,” katanya.
Sementara itu kantor Baradar mengatakan di platform Twitter X bahwa dalam pertemuan tersebut, Hassan Kazemi Qomi mengatakan Teheran tertarik untuk menjalin kerja sama di bidang ekonomi, pertanian, industri, dan transportasi kereta api dengan Kabul.
“Negara-negara regional dan tetangga harus mengambil langkah pertama untuk mengakui Afghanistan (Imarah Islam) karena Afghanistan berada di jantung Asia. Jika negara ini tidak diakui, negara lain juga akan menghadapi masalah,” kata Rozi Mohammad Zabuli, seorang analis politik.
“Hubungan diplomatik antar negara bertujuan untuk menyelesaikan masalah melalui jalur diplomatik,” kata Mooen Gul Samkani, seorang analis politik.
Sudah lebih dari dua tahun sejak Imarah Islam berkuasa, namun sejauh ini belum ada negara yang mengakuinya.
(Tolonews)