PBNU vs PKB antara BENCI dan CINTA
Oleh: Mila Machmudah Djamhari
Deklarasi Anies-Muhaimin sebagai bakal paslon Pilpres 2024 bukan hanya Demokrat dan Gerindra (pura-pura tidak masalah) yang kaget dan merasa "dikhianati". PBNU juga sepertinya kebakaran jenggot.
Muhaimin adalah Ketua Umum partai yang berafiliasi dengan NU meski tagline-nya adalah nasionalis. PKB ini antara benci dan cinta bagi warga NU. Ketika dia memenangkan hak atas PKB saat melawan Gus Dur tentu saja membuat dia dibenci dianggap mengkhianati Gus Dur. Saat itu PKB yang sah milik Muhaimin digembosi dengan pembentukan PKNU. Suara PKB Pileg 2009 sempat jeblok ga sampai 5% tapi PKNU tidak lolos batas minimal. Akhirnya pileg 2014 dan 2019 warga NU kembali lagi mendukung PKB. Yenny Wahid putri Gus Dur berusaha mendirikan partai baru ternyata gagal verifikasi.
Untuk Pilpres meski Muhaimin dengan PKB nya memiliki suara besar tetapi selalu kalah dalam "seleksi" capres cawapres Pilpres 2014 dan 2019. PBNU meski bilangnya tidak cawe-cawe pilpres tetap saja bermain. 2009 dan 2014 NU tidak berhasil menempatkan kadernya jadi wapres. 2019 saat pilpres jadi satu pileg PBNU memiliki posisi tawar tinggi untuk mengarahkan warganya mendukung siapa. Di menit deklarasi Mahfud MD harus lengser oleh Kyai Ma'ruf Amin elit PBNU.
Di 2024 meski PBNU berulang kali bicara tidak berpolitik praktis faktanya memfasilitasi dan "mendukung" Erick Thohir. Erick Thohir pun resmi sebagai anggota kehormatan Ansor otomatis anggota NU dong. Ditunjuknya Erick Thohir dan Yenny Wahid sebagai Ketua SC dan OC Satu Abad NU adalah petunjuk jelas dimana "kebijakan politik" PBNU di Pilpres 2024. Erick Thohir sebagai cawapres dan Yenny Wahid sebagai simbol NO (Anti) untuk Muhaimin karena sudah umum permusuhan antara Yenny Wahid vs Muhaimin.
Benci dan Cinta PBNU ke PKB adalah sesuatu... he he...
PBNU menolak Muhaimin sebagai Cawapres yang mereka dukung maka saat Muhaimin resmi deklarasi bakal cawapres Anies tidak pakai lama PBNU pun konpers menyatakan TIDAK ADA PASLON MEMBAWA NAMA NU. Menolak klaim deklarasi Anies-Muhaimin didukung Kyai-Kyai NU meski Muhaimin menyebut Kyai NU kultural.
PBNU "benci" PKB tetapi tidak bisa menghalangi Kyai-kyai dan warga NU memilih PKB dalam pemilihan anggota dewan. Kyai-kyai NU kultural juga banyak yang cinta "titip" anaknya jadi anggota dewan melalui PKB. PKB lebih besar suaranya dari PPP saudara tua sesama pilihan warga NU menyalurkan suaranya. Pilkada pun banyak yang cinta PKB untuk mendapatkan rekomendasi pengusung Calon Kepala Daerah.
Benci dan Cinta antara PBNU dan PKB adalah dinamika politik. Seperti Anies mengomentari sosok cawapresnya bahwa Muhaimin adalah PEMBERANI. Berani membuat keputusan besar meski belum izin senior dan seniornya, lebih mudah minta maaf daripada minta izin. Salah dua keberanian Muhaimin adalah "Mengkudeta" Gus Dur dari PKB. Keberanian kedua adalah menjadi Cawapresnya Anies artinya melawan NU struktural yaitu PBNU.
Dalam perhelatan Pilpres 2024 Jokowi mendukung Prabowo dan Ganjar... PBNU mendukung Erick Thohir. Muhaimin hanya dicinta PKB-nya tetapi untuk maju Cawapres dilarang membawa nama NU. Erick Thohir yang "didukung" secara "resmi" dengan memberikan tanda NU sebagai Anggota Kehormatan Ansor.
Muhaimin apakah menjadi kartu mati atau kartu hidup bagi Anies tergantung restu dari Kyai kultural karena Kyai struktural sudah pasti kartu mati. Kuat mana Kyai kultural vs. Kyai struktural. Benci dan cintanya warga NU pada Muhaimin dan PKB-nya...
(fb)