Oleh: Erizal
Akhirnya, Demokrat resmi cabut dukungan terhadap Anies. Otomatis Koalisi Perubahan untuk Persatuan, bubar. Tapi, melalui rapat pleno, PKB resmi pula menerima pinangan Anies. Muhaimin ditunjuk sebagai Cawapres.
Jadi, bukan bubar juga. Bisa diartikan, ganti pemain. Demokrat diganti PKB. Karena, PKS sudah resmi pula mengatakan tetap bersama Anies. Artinya, koalisi Anies tetap tiga partai, Nasdem, PKB, dan PKS. Tinggal Ganti nama.
Demokrat akan ke mana? Mungkin konsolidasi dulu. Demokrat terluka. Agak dalam, terdengar dari suara SBY. Bisa ke Prabowo, bisa juga ke Ganjar. Bukankah AHY dan Puan sudah dua kali bertemu? Kalau ke Prabowo? Ini koalisi lama.
Mestinya, ke Prabowo. Jadi, benar-benar ganti pemain. PKB dari koalisi Prabowo pindah ke koalisi Anies, sementara Demokrat pindah ke koalisi Prabowo. Tapi politik tak memakai kata, mestinya. Bisa jadi, semua. Asal AHY tak jadi syarat pokok, pasti mudah. Tak akan ada luka.
Maka, koalisi yang sudah siap berangkat ke KPU adalah Anies-Muhaimin. Semua lengkap. Prabowo dan Ganjar masih jomblo. Belum ada pasangan. Syarat mendaftar terpenuhi, tapi belum ada pasangan. Tapi, waktu masih lama.
Apa pun masih bisa terjadi. Anies-Muhaimin pun masih bisa bubar. Tapi, kali ini agaknya PKB serius memasang target. Pokoknya, nama Muhaimin ada di kertas suara. Mau bersama Anies, Prabowo, atau Ganjar. Akhirnya, Anies yang melamar, bukan Prabowo atau Ganjar.
(*)