Orang yang menghidupkan tanah mati/tak bertuan, dia berhak memilikinya
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,
مَنْ أَحْيَا أَرْضاً مَيْتَةً فَهِيَ لَهُ
"Barangsiapa menghidupkan tanah tak bertuan, maka tanah itu menjadi miliknya."
(HR. Ahmad & At Tirmidzi dari Jabir bin Abdillah)
Beliau juga bersabda,
مَنْ عَمَّرَ أَرْضاً لَيْسَتْ لِأَحَدٍ, فَهُوَ أَحَقُّ بِهَا
"Orang yang menggarap suatu tanah tak bertuan, maka dia yang paling berhak memilikinya."
(HR. Al Bukhari dari Aisyah)
Imam Ibnu Qudamah (w. 620H) berkata,
أن الموات قسمان، أحدهما: ما لم يجر عليه ملك لأحد ولم يوجد فيه أثر عمارة، فهذا يملك بالإحياء بغير خلاف بين القائلين بالإحياء . (المغني)
"Sesungguhnya tanah tak bertuan itu ada dua macam, salah satunya yaitu: apa yang sebelumnya tidak pernah ada pemiliknya dan tidak ada bekas garapan di dalamnya. Yang demikian, bisa dimiliki dengan menghidupkan/menggarapnya, tanpa ada beda pendapat di antara para ulama dalam hal ini." (Al-Mughni, 6/164)
Imam Asy Syaukani (w. 1250 H) berkata,
والإحياء أن يعمد شخص إلى أرض لم يتقدم ملك عليها لأحد فيحييها بالسقي أو الزرع أو الغرس أو البناء فتصير بذلك ملكه
"Menghidupkan (tanah mati) itu: seseorang sengaja menggarap tanah yang belum dimiliki siapa pun, di mana dia menghidupkannya dengan mengairi, atau bercocok tanam, atau menanam pohon, atau mendirikan bangunan. Dengan demikian, tanah itu menjadi miliknya."
(Nail Al Authar, 5/362)
Wallahu a'lam
✍️ Abduh ZA
#SaveRempang