MUSLIM ITU SIKAP MENTAL
وَمَنْ تَوَاضَعَ لِغَنِيٍّ لِغِناَهُ فَقَدْ ذَهَبَ ثُلُثَا دِيْنِهِ
"Barangsiapa merasa rendah, hormat, di hadapan orang kaya karena kekayaannya, maka hilanglah dua pertiga agamanya." (HR Al-Baihaqi)
Hilang dua pertiga agamanya artinya hampir batal kemuslimannya atau hampir hilang keislamannya, hanya tersisa sepertiganya. Hilang sepertiganya saja, bisa membuat seorang Muslim jadi munafik, apalagi dua pertiga.
Ketika kita mudah menuduh orang lain yang tampak tak komitmen pada Islam sebagai "munafik," tapi sisi lain kita hormat dan merasa rendah, cium tangan, pada orang kaya karena kekayaannya, artinya kita sama, tak ada bedanya, walaupun kita rajin ibadah, shalat berjamaah, puasa sunat dan tahajud di malam hari.
Lihatlah, betapa Islam mengajarkan dua hal penting disini:
Pertama, tegasnya Islam untuk tidak menghormati dunia, dan penghormatan pada dunia memang salah dan menghinakan diri.
Kedua, Islam adalah kesadaran sikap mental bermartabat, bukan hanya ketaatan ibadah mahdhah dan keshalehan beramal. Menjadi Muslim itu harus bermartabat, menjadi diri yang bermartabat di hadapan kakayaan, pangkat, jabatan dan keduniaan lainnya.
Inilah salah satu sisi ajaran Islam yang jarang disadari dan sudah hilang di tengah umat.
(Prof. Moeflich H. Hart)